kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

2016, pertumbuhan ekonomi Korut tertinggi 17 tahun


Jumat, 21 Juli 2017 / 12:55 WIB
2016, pertumbuhan ekonomi Korut tertinggi 17 tahun


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PYONGYANG. Perekonomian Korea Utara (Korut) mencatatkan pertumbuhan tercepat dalam 17 tahun terakhir pada tahun lalu. Hal ini diungkapkan oleh bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea) pada hari ini, Jumat (21/7). Pesatnya pertumbuhan ekonomi Korut tetap terjadi kendati negara ini menghadapi sanksi internasional akibat langkah pembangakangan mereka dalam mengembangkan senjata nuklir.

Bank of Korea mengumumkan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korut pada tahun lalu naik 3,9% dibanding tahun sebelumnya. Pada 2015, ekonomi Korut mengalami kontraksi akibat masalah kekeringan dan rendahnya harga komoditas. Ekspansi di tahun lalu disokong oleh sektor pertambangan dan energi yang mencatatkan kenaikan terbesar sejak 1999 silam yakni 6,1%.

Korut -yang nota bene merupakan partner dagang terbesar China- juga mencatatkan kenaikan ekspor sebesar 4,6%. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 2013 lalu yang hanya mencapai 11,8%.

Sebenarnya, Korut tidak mempublikasikan data ekonomi. Namun, Bank of Korea telah merilis data PDB mereka setiap tahun sejak 1991 berdasarkan informasi dari badan pemerintahan, termasuk di dalamnya Kementerian Unifikasi dan Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan.

Korut telah dikenakan sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sejak 2006 terkait pengembangan rudal dan program nuklir. Bahkan PBB sudah meningkatkan pemberian sanksi mereka sebagai respon diluncurkannya lima tes ujicoba nuklir dan dua ujicoba rudal jarak jauh.

Pada Februari, China juga melarang seluruh barang impor batubara dari Korut.

Petinggi Bank of Korea menolak berkomentar bagaimana pelarangan ekspor batubara China dan pengetatan sanksi internasional sejak tahun lalu akan berdampak pada ekonomi Korut di tahun ini.

Data Bank of Korea menunjukkan, nilai riil PDB Korut berada di posisi 32 triliun won atau US$ 28,5 miliar. Jauh lebih rendah dari PDB Korsel senilai 1.508,3 triliun won atau senilai US$ 1,34 triliun di 2016.

Pertambangan dan manufaktur memberikan kontribusi terbesar pada industri Korut, sebesar 33,2%.

Secara menyeluruh, tingkat ekspor dari Korut, tidak termasuk dengan Korsel, naik 4,6% tahun lalu menjadi US$ 2,82 miliar. Hal ini terkerek oleh ekspor produk ikan yang melambung 74%.

Sedangkan tingkat impor Korut naik 4,8% menjadi US$ 3,73 miliar, yang dipimpin oleh produk manufaktur dan tekstil.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×