kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

3 Pemimpin Dunia Ini Ingin Kaum Perempuan Punya Lebih Banyak Bayi, Mengapa?


Selasa, 12 Desember 2023 / 07:00 WIB
3 Pemimpin Dunia Ini Ingin Kaum Perempuan Punya Lebih Banyak Bayi, Mengapa?
ILUSTRASI. Sejumlah pria paling berkuasa di dunia tampaknya menyepakati satu hal. Kaum hawa harus bisa melahirkan anak sebanyak mungkin. REUTERS/Thomas Peter


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Sejumlah pria paling berkuasa di dunia tampaknya menyepakati satu hal. Kaum hawa harus bisa melahirkan anak sebanyak mungkin.

Dalam sebulan terakhir, para pemimpin Rusia, China, dan Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang mendesak perempuan untuk maju dan mengabdi pada negaranya dengan memiliki anak.

Pemimpin China Xi Jinping, salah satunya. 

Xi mengatakan, perempuan memiliki peran penting dan harus membentuk tren baru dalam keluarga. Pernyataan tersebut dirilis Xi, ketika negara tersebut bergulat dengan populasi yang menua dan rekor penurunan angka kelahiran.

Melansir Reuters yang mengutip Xinhua, Xi mengatakan peran perempuan telah menjadi bagian dari diskusi dengan tim kepemimpinan baru Federasi Perempuan Seluruh China, yang beroperasi di bawah Partai Komunis.

Kata Xi, perempuan tidak hanya terkait dengan pembangunan perempuan itu sendiri saat berlaku baik dalam pekerjaan. Akan tetapi juga terkait dengan keharmonisan keluarga, keharmonisan sosial, pembangunan nasional, dan kemajuan nasional.

Baca Juga: Kim Jong Un Menangis dan Memohon, Ini Penyebabnya

"Penting untuk secara aktif menumbuhkan budaya baru dalam pernikahan dan melahirkan anak serta memperkuat bimbingan terhadap pandangan generasi muda tentang pernikahan, persalinan dan keluarga,” katanya.

Senada, Presiden Rusia Vladimir Putin juga mendorong hal yang sama. 

Putin menuntut perempuan Rusia untuk melahirkan sekitar tujuh, delapan atau lebih anak untuk menghentikan kemerosotan populasi.

Melansir Dailymail.co.uk, hal tersebut mengingat bahwa tidak mungkin menyelesaikan masalah kemerosotan demografis yang dahsyat di Rusia dengan lebih banyak uang, tunjangan dan pembayaran sosial. Itulah sebabnya Putin mendesak warga Rusia untuk memiliki lebih banyak anak. 

Hal tersebut dia ungkapkan saat berbicara melalui tautan video di Dewan Rakyat Rusia Sedunia pada hari Selasa (28/11/2023).

"Banyak masyarakat kita yang mempertahankan tradisi keluarga, di mana empat, lima atau lebih anak dibesarkan. Ingatlah bahwa di keluarga Rusia, nenek dan nenek buyut kita memiliki 7 dan 8 anak. Mari kita melestarikan dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi ini,” kata Putin.

Dia menambahkan, “Memiliki banyak anak, sebuah keluarga besar, harus menjadi sebuah norma, sebuah gaya hidup bagi seluruh rakyat Rusia. Keluarga bukan sekadar landasan negara dan masyarakat, melainkan fenomena spiritual, sumber moralitas," lanjutnya.

Pemimpin lain yang juga menyerukan hal yang sama adalah Kim Jong Un. 

Baca Juga: Bukan Kemungkinan, Korea Utara: Perang dengan Korea Selatan Hanya Masalah Waktu!

Pemimpin Korea Utara itu memberikan pengakuan yang jarang terjadi mengenai penurunan angka kelahiran di negaranya, dan mendesak para wanita di Korea Utara juga untuk menghasilkan lebih banyak anak.

Dalam sebuah video, Kim Jong-un terekam menangis. Hal itu dia lakukan saat Kim memohon kepada kaum perempuan Korea Utara untuk memiliki lebih banyak anak dan membesarkan mereka agar mencintai negaranya.

Mengutip The Telegraph, Pemimpin Korea Utara itu terlihat menyeka matanya dengan sapu tangan putih saat berpidato di depan ribuan kaum hawa yang berkumpul pada pertemuan ibu-ibu nasional di Pyongyang.

Banyak penonton yang menangis di sampingnya selama acara yang dirancang dengan cermat tersebut. Ini merupakan acara pertama yang diadakan dalam 11 tahun terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penurunan angka kelahiran di negara tersebut.

“Menghentikan penurunan angka kelahiran dan memberikan perawatan dan pendidikan anak yang baik adalah urusan keluarga yang harus kita selesaikan bersama ibu kita,” kata Kim, yang diperkirakan memiliki tiga anak.

Meskipun Korea Utara hanya mengungkapkan sedikit rincian mengenai tren populasinya, pemerintah Korea Selatan memperkirakan tingkat kesuburan di negara tersebut terus menurun selama dekade terakhir. Hal ini akan mengkhawatirkan rezim yang sangat bergantung pada tenaga kerja manual dan dinas militer.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×