kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

300 Kapal China bergerak ke perairan Peru dan Ekuador, pantai Amerika Selatan tegang!


Kamis, 24 September 2020 / 08:36 WIB
300 Kapal China bergerak ke perairan Peru dan Ekuador, pantai Amerika Selatan tegang!
ILUSTRASI. Ilustrasi kapal China. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - EKUADOR. Situasi di pantai Pasifik Amerika Selatan memanas. Melansir Los Angeles Times, kondisi itu dipicu oleh aksi armada penangkap ikan raksasa Tiongkok yang terdiri dari sekitar 300 kapal bergerak dari tepi cagar laut Galapagos ke perairan lepas Peru.

Pada Selasa sore, dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Trump mengecam China atas berbagai masalah, mulai dari virus corona hingga hak asasi manusia. Dia juga menyoroti aksi penangkapan ikan dan perilaku maritim Tiongkok, dengan mengatakan bahwa negara tersebut membuang jutaan dan jutaan ton plastik dan sampah ke lautan, menangkap ikan berlebihan di perairan negara lain dan menghancurkan terumbu karang.

Tak lama setelah itu, Kedutaan Besar AS di Peru mengeluarkan tweet yang mengatakan mega-armada China berada di lepas pantainya. Kedutaan AS di Peru menuduh armada tersebut mengubah nama kapal dan menonaktifkan pelacakan GPS untuk membatasi pengawasan aktivitas armada.

"Penangkapan ikan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ekologi dan ekonomi yang sangat besar," kata tweet itu. Peru tidak bisa menanggung kerugian seperti itu.

Baca Juga: Filipina: Kami minta bantuan AS jika China serang kapal AL kami di Laut China Selatan

Hal itu mendorong tanggapan cepat oleh Kedutaan Besar China di Peru, yang menunjukkan bahwa AS berbohong tentang integritas lingkungan dan maritim armada.

“Kami berharap masyarakat Peru tidak tertipu oleh informasi yang tidak benar,” demikian bunyi pernyataan yang ditulis dalam bahasa Spanyol seperti yang dilansir LA Times.

Baca Juga: Kisruh Laut China Selatan, Duterte indikasikan Filipina merapat ke AS

Peru dan Ekuador sama-sama memiliki armada penangkap ikan yang besar dan sangat bergantung pada makanan laut. Menurut Bank Dunia, pada 2018, kedua negara menangkap 4,5 juta metrik ton ikan, hampir sama dengan Amerika Serikat, tetapi hanya sekitar seperempat dari apa yang dipanen China dari laut.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×