kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.576.000   -14.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.782   0,00   0,00%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

4 Faktor yang Menekan Harga Bitcoin di Akhir 2025 dan Prospeknya Menuju 2026


Kamis, 25 Desember 2025 / 08:11 WIB
Diperbarui Kamis, 25 Desember 2025 / 08:12 WIB
4 Faktor yang Menekan Harga Bitcoin di Akhir 2025 dan Prospeknya Menuju 2026
ILUSTRASI. Harga Bitcoin memasuki momen Natal dengan kondisi turun sekitar 30% dari rekor tertingginya pada Oktober. (REUTERS/Dado Ruvic)


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

3. Kekhawatiran gelembung AI

Sektor kecerdasan buatan (AI), yang sebelumnya menjadi motor utama pasar, mulai goyah pada paruh kedua 2025.

Meningkatnya keraguan terhadap valuasi dan kepastian monetisasi membuat investor berbasis momentum mengurangi eksposur terhadap aset berisiko.

Dalam kondisi normal, Bitcoin cenderung bergerak seperti aset berisiko yang sensitif terhadap likuiditas. Ketika selera risiko menurun, kripto pun ikut melemah. Faktor ini dinilai lebih berpengaruh dibandingkan katalis khusus kripto lainnya.

4. Luka dari ‘Red October’

Peristiwa likuidasi besar senilai US$ 19 miliar pada Oktober memberikan dampak berkepanjangan bagi Bitcoin.

Meski harga sempat pulih secara kasat mata, kerusakan di balik layar masih terasa. Penyedia likuiditas dan market maker yang menyerap aksi jual paksa tersebut perlahan mengurangi eksposur mereka, sehingga menciptakan tekanan harga yang terus membayangi hingga akhir tahun.

Tonton: Bea Keluar Emas Berlaku Mulai Tahun Depan, Begini Efeknya Terhadap Dominasi Antam

Prospek 2026

Meski harga Bitcoin melemah, Brickell dan Mills tetap optimistis dalam jangka panjang.

Menurut mereka, sistem keuangan berbasis mata uang fiat yang digerakkan oleh utang membutuhkan utang dan defisit yang terus membesar agar bisa bertahan. Hal ini memaksa bank sentral untuk terus memperluas neraca keuangan melalui pencetakan uang demi menyediakan likuiditas.

“Secara harfiah, tidak ada yang bisa menghentikan kereta ini,” tulis mereka.

Kesimpulan

Pelemahan harga Bitcoin di akhir 2025 bukan semata akibat sentimen negatif, melainkan kombinasi tekanan pasokan dari investor lama, perilaku pasar yang masih terjebak narasi siklus empat tahunan, menurunnya minat terhadap aset berisiko akibat kekhawatiran gelembung AI, serta dampak lanjutan dari likuidasi besar pada Oktober. Meski demikian, analis tetap menilai prospek jangka panjang Bitcoin masih kuat, seiring tantangan struktural pada sistem keuangan global berbasis utang dan fiat.

Selanjutnya: Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Menarik Dibaca: 8 Teh yang Efektif Membakar Lemak Tubuh secara Alami




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×