Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Dave Ramsey, salah satu pakar keuangan terkemuka di Amerika, telah menghabiskan puluhan tahun membantu keluarga kelas menengah terbebas dari kondisi keuangan yang stagnan.
Filosofi intinya menantang kebijaksanaan belanja konvensional dengan prinsip sederhana: Jika Anda tidak mampu membayar sesuatu secara langsung, Anda tidak benar-benar mampu membelinya.
Melalui acara radio, buku-buku, dan pelatihan keuangannya, Ramsey secara konsisten mengidentifikasi pola-pola pengeluaran yang menjebak keluarga kelas menengah dalam siklus kesulitan ekonomi, sehingga menghambat mereka membangun kekayaan sejati.
Pendekatannya mengungkapkan bahwa banyak pembelian yang dianggap normal menurut standar kelas menengah justru menghancurkan kesuksesan finansial jangka panjang mereka.
Dengan menghilangkan lima kategori pengeluaran bermasalah berikut, keluarga dapat mengalihkan pendapatan bulanan yang substansial untuk tabungan, investasi, dan penghapusan utang, sehingga menciptakan fondasi bagi pembangunan kekayaan yang langgeng.
Mengutip New Trader U, mari kita bahas masing-masing kategori tersebut:
Baca Juga: Ini Nilai Kekayaan yang Menentukan Kelas Sosial: Bawah, Menengah, dan Atas (2025)
1. Mobil Baru dengan Cicilan Bulanan
Menurut Ramsey, pembelian yang paling merugikan bagi keluarga kelas menengah adalah pembiayaan kendaraan baru. Ia menunjukkan bahwa dua kali cicilan mobil baru bulanan sebesar US$ 600 hingga US$ 700 menguras anggaran keluarga sebesar US$ 1.300, dan angka ini bahkan belum termasuk biaya asuransi dan perawatan.
Ramsey mengamati pola yang menunjukkan: "Cara Anda mengetahui seseorang akan tetap berada di kelas menengah adalah ketika mereka memiliki dua mobil yang sangat bagus — yang jelas-jelas dicicil US$ 500, US$ 600, atau US$ 700 — di depan rumah kelas menengah.
Dampak finansialnya melampaui cicilan bulanan. Kendaraan baru terdepresiasi dengan cepat, yang berarti keluarga melakukan pembayaran atas aset yang langsung kehilangan nilainya. Hal ini menciptakan siklus yang menghancurkan kekayaan di mana pendapatan substansial digunakan untuk mendepresiasi aset, alih-alih untuk meningkatkan nilai investasi.
Ramsey menganjurkan pendekatan yang berbeda: membeli kendaraan bekas yang andal secara tunai, khususnya merekomendasikan mobil berusia dua hingga tiga tahun yang telah menyerap dampak depresiasi awal sekaligus menawarkan fitur dan keandalan modern.
Baca Juga: Salah Kaprah Kelas Menengah: 6 Barang yang Dibeli dan Dianggap Aset, Padahal Bukan
Dengan menghindari cicilan mobil sepenuhnya, keluarga dapat mengalihkan pengeluaran bulanan sebesar US$ 1.300 tersebut ke reksadana, rekening pensiun, atau kendaraan pembangun kekayaan lainnya yang nilainya meningkat seiring waktu.
Perubahan ini dapat mengubah arah keuangan keluarga, karena uang yang seharusnya digunakan untuk cicilan mobil dapat berlipat ganda dan tumbuh melalui investasi.