kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.330   55,00   0,34%
  • IDX 7.381   69,21   0,95%
  • KOMPAS100 1.043   7,20   0,69%
  • LQ45 789   3,33   0,42%
  • ISSI 247   3,96   1,63%
  • IDX30 408   1,47   0,36%
  • IDXHIDIV20 465   0,60   0,13%
  • IDX80 118   0,86   0,73%
  • IDXV30 119   0,47   0,40%
  • IDXQ30 130   0,08   0,06%

5 Hal Terburuk yang Dibeli Kelas Menengah Menurut Guru Finansial Ternama AS


Senin, 21 Juli 2025 / 05:52 WIB
5 Hal Terburuk yang Dibeli Kelas Menengah Menurut Guru Finansial Ternama AS
ILUSTRASI. Dave Ramsey, salah satu pakar keuangan terkemuka di Amerika, telah menghabiskan puluhan tahun membantu keluarga kelas menengah terkait finansialnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

2. Merek Desainer dan Status Simbol – Terlihat Kaya vs Menjadi Kaya

Ramsey membedakan secara tajam antara terlihat kaya dan membangun kekayaan. Ia mengkritik godaan untuk membeli pakaian desainer, tas tangan mewah, barang elektronik premium, dan aksesori kelas atas karena dianggap mewakili kesalahpahaman mendasar tentang membangun kekayaan. 

Pembelian-pembelian ini menguras sumber daya yang dapat diinvestasikan untuk meningkatkan nilai aset, menciptakan siklus di mana keluarga tampak sukses namun tetap rentan secara finansial.

Pengamatannya tentang miliarder sejati menunjukkan kontras yang menarik dengan kebiasaan belanja kelas menengah. Miliarder sejati berbelanja di toko-toko praktis seperti Walmart dan Target, membeli pakaian fungsional tanpa mempedulikan merek atau simbol status. Mereka memahami bahwa pakaian mahal tidak menghasilkan pendapatan atau membangun kekayaan – pakaian tersebut menguras sumber daya yang dapat diinvestasikan untuk meningkatkan nilai aset.

Nasihat Ramsey menembus tekanan sosial dengan kesederhanaan: "Bertindaklah sesuai upahmu. Berhentilah membeli barang-barang yang tidak mampu kamu beli dengan uang yang tidak kamu miliki untuk mengesankan orang yang tidak kamu sukai." 

Perilaku ini menunjukkan ketidaktahuan finansial, alih-alih kesuksesan.

Individu kaya sejati telah mengalami transformasi psikologis di mana mereka "tidak peduli apa yang Anda pikirkan" tentang pilihan gaya hidup mereka, yang memungkinkan mereka membuat keputusan pembelian berdasarkan nilai dan tujuan keuangan jangka panjang, alih-alih validasi sosial.

Baca Juga: Salah Kaprah Kelas Menengah: 6 Barang yang Dibeli dan Dianggap Aset, Padahal Bukan

3. Timeshare – "Investasi" Liburan yang Tak Bisa Dihindari

Ramsey menganggap timeshare sebagai salah satu jebakan keuangan terburuk bagi keluarga kelas menengah. Ia menggambarkannya sebagai cara lain untuk membuat orang membeli barang—dalam hal ini, liburan mewah—yang tidak mampu mereka beli.

Masalah mendasar dengan timeshare melampaui biaya awal hingga kurangnya likuiditas dan nilai jual kembali.

Bukti sifat timeshare yang bermasalah terletak pada seluruh industri yang didedikasikan untuk membantu orang-orang keluar dari kontrak-kontrak ini. Iklan radio untuk perusahaan yang membantu orang-orang keluar dari timeshare "dengan biaya tertentu" ada justru karena "investasi" liburan ini hampir mustahil untuk dilepaskan. 

Pendekatan alternatif Ramsey berfokus pada fleksibilitas finansial dan kepemilikan aktual. Ia merekomendasikan liburan yang lebih murah yang dapat dibiayai sepenuhnya oleh keluarga dengan uang tunai. Hal ini memungkinkan mereka untuk berlibur ke mana pun dan kapan pun mereka inginkan, tanpa terikat pada lokasi tertentu atau kewajiban finansial yang berkelanjutan. 

Pendekatan ini menjaga fleksibilitas finansial sekaligus memungkinkan keluarga untuk menikmati perjalanan dan relaksasi.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×