Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bhima menyebutkan setidaknya ada 5 imbas yang akan terjadi dari negara yang bangkrut. Pertama, akan terjadi panic buying.
"Krisis pangan membuat masyarakat melakukan panic buying dan penimbunan yang memberikan efek kelangkaan di berbagai tempat," ujar Bhima.
Kedua, kebangkrutan juga akan memengaruhi kekuatan mata uang negara. Mata uang tak lagi memiliki nilai. Pelaku usaha dan masyarakat pun akan hilang kepercayaan terhadap kekuatan mata uang negara yang bangkrut itu.
"Maka proses barter atau pertukaran barang akan menggantikan transaksi dengan mata uang. Muncul juga transaksi di pasar gelap dan di perbatasan dengan negara lain," sebut dia.
Ranah selanjutnya yang juga terdampak adalah ranah politik. Politik pemerintahan suatu negara yang bangkrut dikatakan tidak akan stabil dan bakalan memiliki banyak konflik di seluruh lapisan pemerintahan.
Keempat, negara yang bangkrut akan kesulitan mendapatkan kepercayaan dari pihak kreditur.
"Kepercayaan kreditur hilang, membuat suku bunga naik signifikan (kini suku bunga Sri Lanka 15 persen), sehingga mempersulit pelaku usaha dan pemerintah mendapat pendanaan baru," tutur Bhima.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Sri Lanka Bersumpah Tak Akan Berhenti Hingga Presiden dan PM Mundur
Terakhir, kebangkrutan akan membuat munculnya gelombang eksodus atau melarikan diri ke wilayah negara lain demi mendapatkan kehidupan yang lebih laik.
"Eksodus ini punya dampak permanen ke masa depan ekonomi, karena hilangnya talenta atau SDM untuk membangun kembali perekonomian," kata Bhima.
Bisakah kondisi bangkrut membaik, atau negara bangkrut kembali bangkit?
Meski sulit, Bhima mengatakan bahwa negara yang alami kebangrutan bisa saja kembali bangkit arah setidaknya kembali pulih.
"Bisa, tapi recover-nya tentu butuh waktu lama," ujarnya.
Dalam proses menuju bangkit ini, negara yang bangkrut dipastikan akan kehilangan kekuatan dan tidak memiliki daya tawar. Sehingga negara harus patuh dan tunduk terhadap pihak eksternal yang akan membantu kebangkitan ekonominya.
"Akan tunduk pada resep dari IMF. Ujungnya mulai dari menjual aset BUMN atau menggadaikan konsesi izin usaha dan kekayaan SDA kepada asing," pungkas Bhima.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Akan Terjadi pada Negara Bangkrut seperti Sri Lanka?"
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Inten Esti Pratiwi