kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pengunjuk Rasa Sri Lanka Bersumpah Tak Akan Berhentu Hingga Presiden dan PM Mundur


Senin, 11 Juli 2022 / 05:46 WIB
Pengunjuk Rasa Sri Lanka Bersumpah Tak Akan Berhentu Hingga Presiden dan PM Mundur
ILUSTRASI. Pengunjuk rasa Sri Lanka mengatakan akan menempati kediaman presiden dan PM sampai mereka akhirnya berhenti dari jabatannya. REUTERS/Dinuka Liyanawatte


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KOLOMBO. Pada Minggu (10/7/2022), para pemimpin gerakan aksi unjuk rasa Sri Lanka mengatakan, mereka akan menempati kediaman presiden dan perdana menteri sampai mereka akhirnya berhenti dari jabatannya. 

Hal itu diungkapkan sehari setelah kedua pemimpin itu setuju untuk mengundurkan diri meninggalkan negara itu dalam ketidakpastian politik.

Melansir Reuters, ribuan pengunjuk rasa menyerbu rumah dan kantor Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kediaman resmi perdana menteri pada hari Sabtu. Para demonstran menuntut kedua pemimpin mundur atas ketidakmampuan mereka untuk mengatasi krisis ekonomi yang menghancurkan sehingga meletus menjadi kekerasan.

Menurut ketua parlemen, Rajapaksa akan mundur pada 13 Juli. Sementara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga mengatakan dia akan mundur untuk memungkinkan pemerintahan sementara semua partai mengambil alih.

"Presiden harus mengundurkan diri, perdana menteri harus mengundurkan diri dan pemerintah harus pergi," kata penulis drama Ruwanthie de Chickera dalam konferensi pers di lokasi protes utama di Kolombo.

Baca Juga: Gelombang Protes Meluas, Perdana Menteri Sri Lanka Bersedia Mundur

Diapit oleh para pemimpin lain yang membantu mengoordinasikan gerakan melawan pemerintah, dia mengatakan massa tidak akan keluar dari kediaman resmi presiden dan perdana menteri sampai saat itu tiba.

Meskipun ketenangan telah kembali ke jalan-jalan Kolombo pada hari Minggu, sepanjang hari masyarakat Sri Lanka yang penasaran berkeliaran di istana presiden yang telah diduduki. Anggota pasukan keamanan, beberapa dengan senapan serbu, berdiri di luar kompleks tetapi tidak menghentikan orang untuk masuk.

"Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya," ujar penjual saputangan berusia 61 tahun B.M. Chandrawathi, ditemani oleh putri dan cucunya, mengatakan kepada Reuters saat dia mencoba sofa mewah di kamar tidur lantai pertama.

"Mereka menikmati kemewahan super sementara kami menderita. Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati," tambahnya. 

Baca Juga: IMF: Prospek Ekonomi Global Semakin Gelap Secara Signifikan

Di dekatnya, sekelompok pria muda bersantai di tempat tidur bertiang empat dan yang lainnya berdesak-desakan di atas treadmill yang dipasang di depan jendela besar yang menghadap ke halaman rumput yang terawat.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×