kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.844   -279,00   -1,68%
  • IDX 5.958   -552,18   -8,48%
  • KOMPAS100 841   -88,49   -9,52%
  • LQ45 665   -69,26   -9,43%
  • ISSI 184   -17,58   -8,73%
  • IDX30 351   -35,85   -9,27%
  • IDXHIDIV20 426   -42,57   -9,09%
  • IDX80 95   -10,11   -9,59%
  • IDXV30 101   -9,76   -8,79%
  • IDXQ30 115   -11,48   -9,04%

Salah Kaprah, Kelas Menengah Kerap Anggap 6 Hal Ini sebagai Aset


Selasa, 08 April 2025 / 04:45 WIB
Salah Kaprah, Kelas Menengah Kerap Anggap 6 Hal Ini sebagai Aset
ILUSTRASI. Beberapa barang yang dibeli sehari-hari sering kali menyamar sebagai asset, padahal bukan. Alhasil, hal tersebut bisa mengurangi kekayaan bersih yang dimiliki.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Dalam mengejar keamanan finansial, banyak individu kelas menengah berinvestasi pada barang-barang yang mereka yakini akan membangun kekayaan. 

Namun, beberapa barang yang dibeli sehari-hari sering kali menyamar sebagai asset, padahal bukan. Alhasil, hal tersebut bisa mengurangi kekayaan bersih yang dimiliki. 

Melansir New Trader U, berikut enam hal atau barang yang sering disalahartikan sebagai alat untuk membangun kekayaan oleh kelas menengah:

1. Renovasi Rumah yang Berlebihan

Proyek perbaikan rumah dapat memberikan kesenangan dan fungsionalitas, tetapi banyak pemilik rumah mengeluarkan uang terlalu banyak untuk renovasi yang tidak pernah mengembalikan investasi mereka. 

Laporan berjudul Cost vs Value dari Majalah Remodeling menunjukkan bahwa bahkan peningkatan yang populer jarang mendapatkan kembali biaya penuh dari renovasi. 

Profesional real estat menyebutnya "perbaikan berlebihan" – ketika sebuah properti menjadi yang termahal di area tersebut, sehingga sulit untuk dijual dengan harga yang dapat menutupi biaya renovasi. 

Penilai mengevaluasi rumah terhadap properti sejenis di dekatnya, menciptakan batasan nilai potensial terlepas dari adanya perbaikan.

Pemilik rumah harus mempertimbangkan peningkatan yang strategis dan sederhana yang berfokus pada fungsionalitas dan daya tarik universal daripada renovasi mewah. 

Baca Juga: Cek! Ini Jumlah Kekayaan Bersih yang Menentukan Kelas Atas, Menengah, dan Bawah

Proyek sederhana seperti pengecatan ulang, perlengkapan yang diperbarui, dan lansekap dasar sering kali memberikan hasil yang lebih baik daripada perombakan total atau fitur yang sangat personal.

2. Kendaraan yang Terdepresiasi

Kendaraan baru merupakan salah satu pembelian yang paling cepat terdepresiasi yang dilakukan oleh keluarga kelas menengah. Mobil baru pada umumnya kehilangan sekitar 20-30% dari nilainya dalam tahun pertama dan sekitar 60% dalam lima tahun. 

Kendaraan mewah terdepresiasi lebih cepat karena biaya perawatan yang lebih tinggi dan pergantian model yang cepat.

Di luar depresiasi, total biaya kepemilikan mencakup pembayaran bunga, premi asuransi, perawatan, perbaikan, bahan bakar, dan pajak. Kendaraan seharga US$ 40.000 yang dibiayai selama lima tahun pada akhirnya dapat berharga lebih dari US$ 50.000 jika biaya-biaya ini disertakan.

Meskipun transportasi yang andal tetap penting bagi sebagian besar rumah tangga, membeli kendaraan bekas dengan harga sedang dengan catatan keandalan yang terbukti, sering kali merupakan keputusan yang lebih baik secara finansial.

Baca Juga: Kabar Baik Bagi Kelas Menengah, Ini Cara Naik Kelas ala Warren Buffett



TERBARU

[X]
×