Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID -Â WELLINGTON. Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters mengusulkan penundaan pemilihan umum yang direncanakan September. Alasannya, lonjakan kasus virus corona. Pernyataan Peters ini menambah tekanan bagi Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern untuk menunda pemungutan suara.
Pekan lalu terjadi serangkaian kasus infeksi di Auckland. Kasus baru ini muncul setelah Selandia Baru tidak mencatat kasus baru sama sekali selama 102 hari. Peters yang merupakan pemimpin Partai New Zealand First, dalam surat ke Ardern mengatakan bahwa kasus baru ini bisa menahan pemilihan yang bebas dan adil pada 19 September 2020.
Selandia Baru mencatat 13 kasus baru pada hari Minggu (16/8) sehingga total kasus baru mencapai 69 kasus. Pekan lalu Ardern menyatakan lockdown dua minggu untuk Auckland yang merupakan kota dengan penduduk terbesar di Selandia Baru, yakni 1,7 juta jiwa.
Baca Juga: Sempat nol kasus, Selandia Baru kembali laporkan tujuh kasus virus corona baru
Peters mengusulkan tanggal 17 Oktober dan 21 November sebagai tanggal alternatif pemilihan umum. Peters bergabung dalam koalisi dengan Partai Buruh dalam pemilihan tahun 2017 setelah partai Nasional dan Partai Buruh gagal mencapai mayoritas.
Partai oposisi, yakni Partai Nasional juga menginginkan penundaan. Lewat penundaan ini, partai oposisi berharap Ardern dari Partai Buruh akan kehilangan suara karena dampak lockdown Auckland yang mulai terasa. Selama ini, Ardern dianggap sukses mengatasi penyebaran corona di Selandia Baru.
Ardern yang selama ini menolak usulan penundaan, akan memutuskan tanggal pemilihan pada esok hari. "Perdana menteri secara proaktif meminta pandangan para pemimpin partai politik yang terwakili di parlemen pada sore ini mengenai tanggal pemilihan dan tanggal-tanggal tersebut masih dipertimbangkan," kata perwakilan Ardern kepada Reuters.
Baca Juga: Terburuk di dunia, kasus virus corona di Amerika Latin capai 6 juta