kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada corona, saham perusahaan teknologi Eropa naik dua kali lipat


Minggu, 04 Oktober 2020 / 15:39 WIB
Ada corona, saham perusahaan teknologi Eropa naik dua kali lipat
ILUSTRASI. Amazon. REUTERS/Mike Segar/File Photo/File Photo/File Photo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Meskipun Amazon.com Inc dan kelompok FANG-nya telah menjadi sorotan utama, beberapa pemenang pasar saham terbesar di Eropa selama pandemi Covid-19 faktanya diisi oleh perusahaan yang tidak terlalu tersohor. 

Investor saat ini memang sangat tertarik untuk menjajal saham perusahaan kecil yang bergerak di sektor e-dagang hingga pembuat gim seluler. Saham ritel, Jerman Westwing Group AG, Home24 serta Lyko Group dan Boozt Swedia tercatat telah mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat tahun ini, melampaui keuntungan Amazon sekitar 70%. 

Di luar itu, saham ritel di perusahaan perangkat lunak (digital) penyedia layanan konferensi video yakni LoopUp Group dan pembuat gim G5 Entertainment juga terus melejit. "Perusahaan kecil bisa sangat lincah dalam kondisi yang berubah cukup cepat seperti sekarang," terang Hywel Franklin, Kepala Ekuitas Eropa di Mirabaud Asset Management dalam artikel yang dimuat Bloomberg, Minggu (4/10). 

Dia menambahkan, beberapa perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil, justru sedang berada di posisi terbaik di masa-masa pandemi. Di sektor e-dagang alias e-commerce, analis di Sanford C Bernstein memprediksi pertumbuhan belanja online tahun depan akan kembali ke level sebelum pandemi. 

Bila terwujud, hal itu bakal membuat perusahaan skala kecil meningkat tiga hingga empat kali lipat dalam satu tahun, menurut analis Aneesha Sherman. "Investor mempertanyakan, apakah mereka harus mengambil keuntungan pada level saat ini," kata Sherman. Tentu, pilihan itu cukup kompleks, terutama bagi perusahaan yang berniat untuk menjaga kualitas aset dalam jangka panjang dan terus mendorong petumbuhan. 

Lantaran, bisa saja peningkatan saham perusahaan teknologi yang terjadi saat ini hanya bersifat sesaat saja. Meski begitu, pertumbuhannya memang sangat signifikan, dan jarang sekali terjadi. 

Misalnya, Westwing mencatatkan kinerja saham naik 448%. Westwing sendiri merupakan perusahaan yang menjual furnitur dan aksesoris rumah, memiliki nilai pasar sekitar € 400 juta atau sekitar US$ 469 juta. Investor awal di perusahaan yakni Rocket Internet telah memangkas kepemilikannya pula di Westwing menjadi sekitar 25% saja saat ini dari 32% sebelum IPO pada Oktober 2018. 

Baca Juga: Trump Positif Covid, Bandar Menangguhkan Taruhan atas Hasil Pilpres AS

Melihat kinerja saham yang potensial, Westwing bahkan menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh bulan lalu. Sekaligus meramal peningkatan penjualan akan berlanjut. 

Lalu ada Lyko yang naik 354% dengan valuasi saham mencapai US$ 685 juta. Lyko yang merupakan operator salon dan menjual lebih dari 55.000 produk kecantikan secara daring. Walau di tengah pandemi, penjualan perusahaan ini naik 58% di kuartal kedua, dengan peningkatan penjualan online naik 99%. 

Kemudian, Boozt yang baru melakukan penawaran umum perdana (IPO) Mei 2017 lalu mencatat kenaikan 138% tahun ini. Perusahaan asal Swedia ini menjual produk fesyen di laman resminya dan mengklaim telah menambah 300.000 pelanggan di hanya di bulan pertama pandemi virus korona. 

Lalu, Home24 mencatat kenaikan 181% di tahun ini. Padahal perusahaan asal Jerman ini masih terilang baru terjun ke bursa saham pada Juni 2018 lalu. Perusahaan penjual furniture ini mengaku tingkat penjualan melonjak 49% di kuartal II 2020. Dan menyebut bahwa di masa pandemi, pihaknya mencatat kenaikan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. 

Segendang sepenarian, LoopUp mencatat kenaikan 192% walau telah memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah untuk seluruh karyawan. Perusahaan dengan bisnis serupa dengan Zoom asal AS ini mengaku mencatat pertumbuhan tertinggi dan tercepat di masa pandemi. CEO LoopUp bahkan mengatakan hal itu disumbang dari tren bekerja dari rumah yang terus meningkat selama pandemi Covid-19. 

Serupa, G5 Entertainment mencatat kinerja saham melonjak 266%. Ditopang oleh pendapatan yang naik 27% di kuartal II 2020 dan rata-rata pengguna aktif bulanan naik 13% pada periode yang sama. Harga saham G5 Entertainment juga telah naik 40% dalam satu tahun terakhir. 

Selanjutnya: Google Akan Membayar US$ 1 Miliar ke Perusahaan Media di Seluruh Dunia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×