Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Studi Com-Cov, yang mengamati pemberian dosis empat minggu terpisah pada 850 sukarelawan berusia 50 tahun ke atas, menemukan:
- AZ diikuti oleh Pfizer menginduksi antibodi dan respons sel T yang lebih tinggi daripada Pfizer diikuti oleh AZ
- Kedua campuran ini menginduksi antibodi yang lebih tinggi daripada dua dosis AZ
- Respon antibodi tertinggi terlihat setelah dua dosis Pfizer, dan respons sel T tertinggi dari AZ diikuti oleh Pfizer
Peneliti utama Prof Matthew Snape, dari Universitas Oxford, mengatakan temuan itu tidak mempengaruhi kebijakan Inggris untuk memberi orang suntikan yang sama sebanyak dua kali.
"Kita sudah tahu bahwa kedua jadwal standar sangat efektif melawan penyakit parah dan rawat inap, termasuk terhadap varian Delta ketika diberikan dengan jangka waktu delapan sampai 12 minggu," urainya.
Baca Juga: Vaksin Sinovac diizinkan untuk anak, begini hasil uji klinisnya
Dia mengatakan, hasil baru menunjukkan jadwal dosis campuran juga efektif dengan interval waktu empat minggu lebih pendek dari jadwal delapan sampai 12 minggu yang paling umum digunakan di Inggris.
"Interval yang lebih lama ini diketahui menghasilkan respons imun yang lebih baik," tambahnya.
Hasil uji coba dosis campuran untuk interval jab 12 minggu akan tersedia bulan depan.