kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Ahli Militer Bingung: Angkatan Udara Rusia Tampil Buruk, Ukraina Melampaui Harapan


Rabu, 02 Maret 2022 / 06:08 WIB
Ahli Militer Bingung: Angkatan Udara Rusia Tampil Buruk, Ukraina Melampaui Harapan
ILUSTRASI. Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, intelijen AS telah memperkirakan kemungkinan serangan sengit oleh Moskow. REUTERS/Gleb Garanich


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pasukan Ukraina dengan roket permukaan-ke-udara mampu mengancam pesawat Rusia dan menimbulkan risiko bagi pilot Rusia yang mencoba mendukung pasukan darat.

"Ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan," kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri.

Dia pikir awal perang akan menjadi ajang penggunaan kekuatan secara maksimal oleh Rusia.

"Karena setiap hari ada biaya dan risikonya naik. Dan mereka tidak melakukan itu dan sangat sulit untuk menjelaskannya karena alasan yang realistis," tambahnya.

Kebingungan tentang bagaimana Rusia menggunakan angkatan udaranya muncul ketika pemerintahan Presiden Joe Biden menolak seruan Kyiv untuk zona larangan terbang yang dapat menarik Amerika Serikat secara langsung ke dalam konflik dengan Rusia, yang rencana masa depannya untuk angkatan udaranya tidak jelas.

Baca Juga: Presiden Ukraina: Serangan Rusia terhadap Kota Kharkiv adalah Kejahatan Perang

Pakar militer telah melihat bukti kurangnya koordinasi angkatan udara Rusia dengan formasi pasukan darat, di mana ada sebagian pasukan Rusia dikirim ke depan di luar jangkauan pertahanan udara mereka sendiri.

Itu membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, termasuk yang baru dilengkapi dengan drone Turki dan rudal anti-tank AS dan Inggris.

David Deptula, pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara, mengatakan dia terkejut bahwa Rusia tidak bekerja lebih keras untuk membangun dominasi udara sejak awal.

Baca Juga: PBB: 136 Warga Sipil Tewas Termasuk 13 Anak dalam Serangan Rusia di Ukraina




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×