Sumber: Wall Street Journal | Editor: Hendra Gunawan
TOULOUSE. Kerugian besar menerpa Airbus Group NV. Produsen pesawat terbang asal Prancis itu mengumumkan telah terjadi pembatalan pemesanan pesawat klien terbesarnya, Emirates Airlines.
Seperti diberitakan The Wall Street Journal, Rabu (11/6), Emirates yang merupakan perusahaan penerbangan asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) ini telah membatalkan pemesanan 70 pesawat Airbus jenis A350. Bila dirinci, 50 pesawat pesanan Emirates tersebut bertipe A350-900, serta 20 pesawat model A350-1000.
Pembatalan itu menjadi pukulan telak bagi Airbus. Bayangkan saja, total nilai kontrak dengan harga pasar pesawat A350 pada saat kesepakatan tersebut dibuat tahun 2007 silam, mencapai US$ 16 miliar. Bila nilainya disesuaikan dengan harga pasar saat ini, total nilainya tidak kurang dari US$ 21,6 miliar.
"Kontrak pembelian 70 pesawat A350 yang kami tandatangani tahun 2007 telah berakhir. Kami sedang mengkaji lagi persyaratan armada kami," terang jurubicara Emirates, yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip Wall Street Journal, kemarin.
Padahal sebelumnya, Presiden Emirates Tim Clark sempat memuji-muji pesawat A350. Ia bilang, A350 bakal menjadi produk yang baik bagi banyak maskapai penerbangan.
Sampai saat ini, pemesanan terbanyak Airbus seri A350 datang dari maskapai Qatar Airways sejumlah 80 unit. Menyusul Singapore Airlines yang memesan 70 pesawat, sama seperti jumlah pesanan Emirates.
Pembatalan yang kedua
Adapun maskapai lain yang memesan A350 adalah Etihad Airways sebanyak 62 unit, Cathay Pacific 46 unit, Japan Airline (JAL) 31 unit, Asiana Airlines 30 unit, TAM Airlines 27 unit, Deutsche Lufthansa 25 unit dan Air France KLM 25 unit.
Sebenarnya, pembatalan pemesanan pesawat buatan Airbus ini bukan kali pertama dilakukan Emirates. Pada 2006 , Emirates juga pernah membatalkan pemesanan 10 pesawat jenis A340-600. Sebagai gantinya, Emirates kala itu lebih memilih memesan pesawat buatan Boeing jenis 777.
Seperti diberitakan The Wall Street Journal kala itu, alasan pembatalan dari pihak Emirates kala itu adalah karena biaya pemeliharaan A340 lebih tinggi ketimbang Boeing 777. Asal tahu saja, nilai transaksi 10 pesawat terbang jenis A340 saat itu mencapai US$ 2,25 miliar.
Clark bilang bahwa pesawat Airbus jenis A340 tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang Emirates inginkan. Apa mau dikata, dua kali sudah Airbus harus gigit jari lantaran pesanan batal.