kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat perang dagang, keuntungan perusahaan industri China merosot


Minggu, 27 Oktober 2019 / 20:46 WIB
Akibat perang dagang, keuntungan perusahaan industri China merosot


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kinerja perusahaan-perusahaan industri China mengalami kontraksi pada bulan kedua secara berturut-turut di September 2019 karena pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang berlarut-larut.

Dilansir dari Reuters, Minggu (27/10), keuntungan industri turun 5,3% pada September 2019 menjadi 575,6 miliar yuan atau setara US$ 81,48 miliar, padahal Agustus 2019 lalu penurunan hanya 2% menurut data Biro Statistik Nasional (NBS) hari ini.

Sektor industri besar China berada di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan dan perang tarif dengan AS. Penurunan laba terlihat sejak paruh kedua tahun lalu, meskipun sektor ini telah melihat beberapa rebound ketika Beijing berupaya meningkatkan langkah-langkah dukungan.

Baca Juga: Bandara Daxing Beiijng memulai layanan penerbangan internasional perdana

Penurunan laba kontras dengan sedikit perbaikan di sektor manufaktur, menurut data kinerja pabri dan pertumbuhan produk industri di China yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan permintaan domestik.

Tapi harga jual di pabrik-pabrik China, menjadi barometer utama tingkat profitabilitas perusahaan yang turun tajam selama tiga tahun terakhir karena pertumbuhan ekonomi China turun ke level terendah selama 30 tahun di kuartal ketiga 2019.

Sementara itu, periode Januari-September 2019, perusahaan industri mengantongi keuntungan sebesar 4,59 triliun yuan, turun 2,1% secara tahunan. Ini lebih buruk dari proyeksi sebesar 1,7% dalam delapan bulan pertama.

Baca Juga: Pemilik merek Louis Vuitton berniat akuisisi Tiffany & Co

Ahli statistik senior Zhu Hong mengatakan bahwa faktor utama anjloknya laba industri China karena penurunan harga produk di pabrik dan perlambatan pertumbuhan. Sedangkan laba perusahaan milik negara juga tergelincir di posisi 9,6% di tiga kuartal pertama tahun ini.

Sektor yang paling terkena dampak adalah industri pengolahan minyak, batu bara dan bahan bakar lainnya, di mana laba turun 53,5% pada periode Januari-September 2019. Justru sebaliknya, laba dari industri logam non-ferro, manufaktur mesin, peralatan listrik dan sektor minuman beralkohol mencatatkan kenaikan laba.

Keuntungan di sektor swasta naik 5,4% atau melambat dari pertumbuhan 6,5% selama delapan bulan pertama. Data tersebut mencakup perusahaan dengan pendapatan tahunan lebih dari 20 juta yuan dari operasi utama mereka.

Baca Juga: China is studying blockchain application for forex

Liabilitas perusahaan industri juga meningkat 5,4% menjadi 66,49 triliun yuan pada akhir September, sedangkan Agustus tumbuh 5,0%.

Negosiasi perdagangan AS dan China masih diupayakan untuk menyepakati perjanjian dagang tahap awal yang nantinya akan ditandatangani bulan depan. Kedua negara berusaha mengakhiri perang dagang selama lebih dari setahun yang telah mengganggu perdagangan global.

Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat ke level terendah dalam 30 tahun terakhir yaitu di posisi 6,2% tahun ini serta melanjutkan perlambatan menjadi 5,9% pada 2020 menurut jejak pendapat Reuters.

Tantangan yang sedang dihadapi Beijing yaitu bagaimana cara meningkatkan stimulus ekonomi di tengah perang dagang kedua negara.




TERBARU

[X]
×