Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekonomi Jepang kemungkinan mengalami kontraksi yang lebih dalam dari yang diperkirakan pada kuartal empat 2020. Diperkirakan terjadi penurunan peringkat untuk angka produk domestik bruto (PDB) akibat wabah virus korona yang memicu kekhawatiran resesi pada kuartal saat ini.
Penurunan tersebut dapat memupuskan harapan akan pemulihan ekonomi domestik yang bergantung pada ekspor dengan kenaikan pajak penjualan pada Oktober yang mengganggu konsumsi sektor swasta.
Baca Juga: Warga dilarang masuk Indonesia, begini perkembangan kasus virus corona di tiga negara
Perkiraan penurunan peringkat serta isu resesi pada kuartal sebelumnya secara berturut-turut dapat menambah tekanan pemerintah. Terlebih bank sentral berupaya mengerahkan stimulus lebih lanjut bahkan ketika opsi kebijakan berkurang.
Data PDB yang direvisi kemungkinan pada tingkat 6,6% secara tahunan dibandingkan perkiraan awal 6,3% karena terjadi penurunan belanja modal menurut jejak pendapat 16 ekonom.
Jika diterjemahkan menjadi kontraksi triwulanan sebesar 1,7% atau lebih buruk dari penurunan 1,6% yang terlihat dalam data awal yang dikeluarkan bulan lalu.
“Dampak wabah korona akan membatasi konsumsi di sektor jasa serta membebani pariwisata inbound dan ekspor barang,” kata ekonom dari Mizuho Research Institute Kentaro Arita dilansir dari Reuters, Jumat (6/3).
Baca Juga: Virus Corona ganggu ritme kerja aset MEDC di Thailand, produksi turun?
Menurut Kentaro, jika hal ini diperpanjang maka bisa memicu jumlah pengangkutan dan perusahaan yang bangkrut sehingga memperpanjang resesi.
Konstituen belanja modal PDB kemungkinan turun 4,3% dari kuartal ke kuartal pada periode Oktober-Desember. Itu dibandingkan dengan perkiraan awal penurunan 3,7%.