Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Pengeluaran modal usaha telah menjadi titik terang dalam ekonomi Jepang yang rapuh dan dipimpin oleh investasi dalam teknologi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, tetapi analis melihat momentum memudar karena serangan virus korona yang merusak ekonomi China dan global.
"Kami mengharapkan kontraksi kuartal ke kuartal 0,5% pada kuartal ini sehingga perekonomian mungkin sekarang dalam resesi," kata Ekonom Senior Jepang di Capital Economics Marcel Thieliant.
Baca Juga: Penyebaran virus corona picu kegelisahan IPO di Amerika Serikat
“Gubernur Bank of Japan Kuroda kemungkinan akan memainkan peranannya dalam respon kebijakan moneter global oleh bank sentra utama dunia jadi lebih maju,” tambahnya.
Thieliant mengharapkan Bank of Japan memangkas suku bunga sebagai kebijakan jangka pendek menjadi -0,2% pada pertemuan 18-19 Maret 2020 dan bagi pemerintah untuk mengadopsi anggaran tambahan sebesar 5 triliun yen atau setara US$ 47,25 miliar.
Data terpisah yang jatuh tempo pada hari Rabu kemungkinan akan menunjukkan indeks harga barang perusahaan tumbuh 1,0% tahun ke tahun di bulan Februari. Pada bulan tersebut, indeks mungkin turun 0,3% pada bulan Februari.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi China di kuartal I 2020 diramal anjlok