Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Pertumbuhan aktivitas manufaktur India melambat ke level terendah dalam tiga bulan pada bulan Agustus. Ini karena permintaan yang menurun secara signifikan dan membayangi prospek ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di Asia melambat menjadi 6,7% pada kuartal terakhir dari 7,8% karena belanja pemerintah turun.
Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) India final HSBC, yang disusun oleh S&P Global, turun pada bulan Agustus menjadi 57,5 dari 58,1 pada bulan Juli. PMI India di bawah perkiraan awal sebesar 57,9.
Baca Juga: Terlemah di Asia, Rupiah Spot Melemah ke Rp 15.535 Per Dolar AS Pada Siang Ini (2/9)
Meskipun turun, indeks tersebut mengalahkan rata-ratanya dan bertahan di atas angka 50 yang menandakan masih pada fase pertumbuhan. Subindeks output dan pesanan baru yang menjadi pengukur permintaan merosot ke level terendah dalam tujuh bulan. Permintaan internasional tumbuh pada laju terlemahnya sejak Januari tetapi tetap kuat.
"Pesanan dan produksi baru juga mencerminkan tren utama, dengan beberapa panelis menyebut persaingan ketat sebagai alasan perlambatan," kata Pranjul Bhandari, kepala ekonom HSBC India dikutip Reuters.
Meskipun tekanan biaya turun dan menjadi yang terendah sejak Maret tahun ini, inflasi harga produksi mendekati level tertinggi dalam hampir 11 tahun pada bulan Juli. Permintaan yang kuat memungkinkan perusahaan membebankan biaya tambahan kepada klien.
"Sejalan dengan biaya input, laju inflasi harga produksi juga melambat, tetapi perlambatannya jauh lebih kecil, sehingga meningkatkan margin bagi produsen," tambah Bhandari.
Baca Juga: Rilis 5 September 2024, Mari Intip Spesifikasi & Prediksi Harga Vivo V40 5G Indonesia
Inflasi di India turun ke level terendah dalam hampir lima tahun sebesar 3,54% pada bulan Juli, sebagian besar disebabkan oleh basis tinggi di periode sebelumnya. Karena itu, data perlambatan tersebut bersifat sementara. Bank Sentral India (RBI) diperkirakan memangkas suku bunga kuartal berikutnya sebesar 25 basis poin.
Permintaan bisnis mendorong perusahaan menambah jumlah karyawan untuk bulan keenam berturut-turut, meskipun perekrutan melambat dalam dua bulan berturut-turut.