kontan.co.id
banner langganan top
Selasa, 1 April 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Alasan Mengapa Warga Palestina Tidak Tinggalkan Gaza Selama Pemboman Israel


Rabu, 08 November 2023 / 07:42 WIB
Alasan Mengapa Warga Palestina Tidak Tinggalkan Gaza Selama Pemboman Israel
ILUSTRASI. Banyak alasan mengapa warga sipil masih tinggal di wilayah utara Gaza, meskipun wilayah itu diserang Israel. REUTERS/Yasser Qudih


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Selain alasan tadi, alasan lain mengapa warga Palestina enggan meninggalkan Gaza utara adalah apa yang disebut sebagai Nakba. 

Menurut The Week, Nakba adalah pengusiran massal sekitar 700.000 warga Palestina dari rumah mereka pada tahun 1948, saat berdirinya negara Israel, seperti yang dijelaskan oleh ilmuwan politik Farid Abdel-Nour kepada The Washington Post.

Banyak warga Palestina mengatakan, mereka takut jika mereka meninggalkan rumah mereka di Gaza utara, atau bahkan di Gaza selatan, mereka tidak akan diizinkan kembali. 

The Associated Press melaporkan, Israel memicu ketakutan tersebut dengan terkuaknya laporan Kementerian Intelijen pada 13 Oktober yang mengusulkan pemindahan 2,3 juta warga Palestina di Jalur Gaza ke semenanjung Sinai di Mesir. 

Pemerintah Israel meremehkan laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “konsep makalah” yang dibuat oleh para junior di kementerian intelijen. Namun mereka juga secara pribadi mempromosikan gagasan tersebut kepada pemerintah asing, demikian yang dilaporkan Times. 

Baca Juga: Seperti Apa Awal Konflik Israel dan Palestina? Ini Sejarahnya

Tentu saja, warga Palestina dan presiden Mesir melihat risiko ini dengan serius.

“Kami menentang pemindahan ke tempat mana pun, dalam bentuk apa pun, dan kami menganggapnya sebagai garis merah yang tidak akan kami izinkan untuk dilintasi,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas. 

Dia menegaskan, “Apa yang terjadi pada tahun 1948 tidak akan dibiarkan terjadi lagi.” 

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden Joe Biden sepakat berkomitmen untuk memastikan bahwa warga Palestina di Gaza tidak mengungsi ke Mesir atau negara lain. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×