Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dari Partai Buruh (Labor Party) berhasil mengamankan masa jabatan kedua, menjadi pemimpin pertama dalam dua dekade terakhir yang memenangkan dua pemilu berturut-turut.
Dengan mayoritas yang diproyeksikan bertambah dari 77 menjadi setidaknya 85 kursi di parlemen, kemenangan ini memperkuat cengkeraman Partai Buruh di Dewan Perwakilan yang beranggotakan 150 orang.
Fokus Pemerintah Baru: Ketidakpastian Ekonomi Global dan Perang Dagang
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah adalah menghadapi "bayangan kelam" dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dalam wawancara dengan Australian Broadcasting Corporation (ABC), Chalmers menyatakan bahwa perkembangan terakhir dalam hubungan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi dunia tersebut berdampak besar terhadap pasar global dan perekonomian domestik Australia.
Baca Juga: Partai Buruh Menang Telak di Pemilu Australia, Albanese Lanjutkan Pimpin Australia
"Yang sedang terjadi, khususnya antara AS dan Tiongkok, melemparkan bayangan kelam terhadap ekonomi global. Kami perlu — dan akan — memiliki kemampuan untuk mengelola ketidakpastian ini," kata Chalmers.
Dampak Tariff Trump: Kekhawatiran Publik dan Stabilitas Pasar
Kekhawatiran masyarakat Australia terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump, terutama pengumuman tarif besar-besaran pada 2 April lalu, turut memengaruhi hasil pemilu. Tariff tersebut memicu gejolak pasar global dan menimbulkan kekhawatiran atas dampaknya terhadap dana pensiun dan stabilitas ekonomi Australia.
Pemimpin oposisi konservatif, Peter Dutton, kehilangan kursinya dalam pemilu ini. Banyak pengamat menyebut bahwa proposal partainya untuk memangkas tenaga kerja federal dan memaksa pegawai negeri kembali bekerja penuh waktu di kantor lima hari seminggu dinilai tidak peka, terutama terhadap perempuan pekerja.
Mantan anggota parlemen konservatif Keith Wolahan mengakui bahwa partainya gagal membaca aspirasi publik, terutama di kawasan urban.
"Kita harus benar-benar merenungkan siapa diri kita, siapa yang kita wakili, dan siapa yang membentuk Australia," ujar Wolahan kepada ABC.
Baca Juga: Tragis! Klinik IVF Australia Salah Transfer Embrio, Ibu Lahirkan Bayi Pasangan Lain
Janji Pemerintah: Pemerintahan yang Tertib dan Bersatu
Dalam pernyataan pasca-kemenangan, Albanese menekankan bahwa rakyat Australia telah memilih persatuan daripada perpecahan. Ia juga menjanjikan kelanjutan pemerintahan yang tertib dan terorganisir seperti masa jabatan pertamanya.
"Kami akan menjadi pemerintahan yang tertib dan disiplin di masa jabatan kedua, seperti yang telah kami lakukan di masa jabatan pertama," kata Albanese.