kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aliansi AUKUS Kembali Bergerak, Kini Siapkan Persenjataan Hipersonik


Rabu, 06 April 2022 / 11:24 WIB
Aliansi AUKUS Kembali Bergerak, Kini Siapkan Persenjataan Hipersonik
ILUSTRASI. Pertemuan virtual antara pemimpin negara aliansi AUKUS. 15 September 2021. REUTERS/Tom Brenner


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Aliansi AUKUS yang terdiri dari Australia, Inggris, dan AS baru saja sepakat untuk bekerja sama dalam persenjataan hipersonik dan kemampuan peperangan elektronik. Kesepakatan ini dikonfirmasi oleh kantor Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Selasa (5/4).

"Kami juga berkomitmen hari ini untuk memulai kerja sama trilateral baru pada kemampuan hipersonik dan kontra-hipersonik, dan peperangan elektronik," ungkap para pemimpin AUKUS dalam pernyataan bersamanya, seperti dikutip Reuters.

Para pemimpin, yaitu Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Australis Scott Morrison, juga mengatakan senang dengan kemajuan program kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional untuk Australia.

Baca Juga: Korea Utara: AUKUS hanya alat AS untuk mengancam keamanan dunia

Terkait program senjata hipersonik, AS dan Australia sebenarnya telah memiliki program bersama yang dinamai SCIFiRE, atau Southern Cross Integrated Flight Research Experiment.

Meski tidak bergabung dalam program itu, pihak Inggris memastikan bahwa ketiga negara akan bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan di wilayah tersebut untuk memperluas program mereka.

AS saat ini telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan rudal hipersonik karena invasi Rusia ke Ukraina pada Februari telah meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan Eropa.

Dalam pernyataan bersamanya pula, para pemimpin AUKUS menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai alasan bagi mereka untuk menegaskan kembali komitmen teguh kami terhadap sistem internasional. Mereka juga menegaskan kembali komitmennya untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Juga: AS Siapkan Perangkat Pertahanan Udara untuk Taiwan Senilai US$ 95 Juta

Ketika dimintai komentar tentang program baru AUKUS, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun memperingatkan bahwa langkah-langkah seperti itu justru bisa memicu krisis layaknya konflik Ukraina di wilayah lain.

"Siapapun yang tidak ingin melihat krisis Ukraina harus menahan diri dari melakukan hal-hal yang dapat membawa bagian lain dunia ke dalam krisis seperti ini," kata Zhang, seperti dikutip Reuters.

Aliansi AUKUS baru secara resmi diperkenalkan pada September lalu. Salah satu program pertamanya adalah membantu Australia dalam membangun kapal selam nuklir.

Program ini akhirnya membatalkan kesepakatan di bidang yang sama antara Australia dengan Prancis dan sempat membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron marah.




TERBARU

[X]
×