Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Pertahanan AS alias Pentagon, pada hari Selasa (5/4) telah menyetujui potensi penjualan peralatan, pelatihan, dan barang-barang lainnya ke Taiwan untuk mendukung Sistem Pertahanan Udara Patriot. Pentagon menjelaskan bahwa nilai dukungan bisa mencapai US$ 95 juta.
Taiwan yang semakin dekat dengan AS semakin sering mengeluhkan peningkatan tekanan militer China. Taiwan juga masih khawatir keadaan layaknya Ukraina akan terjadi pada dirinya.
Dilansir dari Reuters, paket yang disiapkan AS akan mencakup pelatihan, perencanaan, penerjunan, penyebaran, operasi, pemeliharaan dan pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot dan peralatan terkait. Pengajuan rencana ini juga telah disampaikan kepada Kongres untuk mendapatkan persetujuan.
Baca Juga: Xi Jinping: China & Uni Eropa Harus Menjadi Kekuatan yang Menegakkan Perdamaian Dunia
Pentagon menjelaskan bahwa bantuan besar ke Taiwan ini juga merupakan bagian untuk menjaga kepentingan nasional dan keamanan AS.
"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima (Taiwan) untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," tulis Pentagon dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, Pentagon mengatakan nantinya Taiwan bisa menggunakan sistem Patriot sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah air.
Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai. Pentagon mengatakan Raytheon adalah kontraktor utama untuk kemungkinan penjualan.
Baca Juga: Waspada Invasi China, Taiwan Bentuk Tim Khusus untuk Pelajari Strategi Perang Ukraina
AS memang sudah terikat secara hukum untuk membantu Taiwan dalam memperkuat pertahanan. Padahal, secara hukum pula AS dan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
Juru bicara kantor kepresidenan Taiwan Xavier Chang, menyebut penjualan senjata ketiga di masa Joe Biden ini menunjukkan kokohnya hubungan kedua negara.
"Taiwan akan terus menunjukkan tekadnya untuk membela diri, dan terus memperdalam kemitraan dengan Amerika Serikat dan negara-negara yang memiliki pandangan sama," ungkap Chang.
Untuk saat ini Kementerian Pertahanan Taiwan memperkirakan kesepakatan itu akan mulai bekerja secara efektif dalam satu bulan.