Reporter: Agustinus Respati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Alibaba Group Holding Ltd membeli platform e-commerce NetEase Inc senilai US$ 2 miliar. Alibaba juga berinvestasi dalam layanan streaming musiknya.
Kesepakatan ini menjadikan Alibaba meraih pasar online China terbesar untuk merek asing setelah Tmall.
Secara terpisah, Alibaba dan Jackfeng Yunfeng Capital akan mengucurkan US$ 700 juta ke NetEase Cloud Music, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Namun demikian, NetEase akan tetap menjadi pemegang saham pengendali dari aplikasi musiknya. Kedua perusahaan bersaing dengan media sosial titan Tencent Holdings Ltd. di beberapa bidang.Baca Juga: Di tengah perang dagang AS-China, Elon Musk dan Jack Ma jadi pembicara di Shanghai
Bagi Alibaba, kemunculan saingan yang didukung Tencent seperti Pinduoduo Inc sedang menguji dominasinya terhadap pasar ritel online China. Sementara, NetEase telah lama jadi pesaing sengit Tencent dalam urusan gim.
Pada sektor lain, NetEase juga mendobrak dominasi Tencent di sektor layanan streaming musik daring. Alibaba juga punya layanan musik sendiri bernama Xiami.
Akuisisi Kaola senilai US$ 2 miliar dari Alibaba untuk platform e-commerce lintas negara yakni NetEase, akan membuatnya menjadi gerbang bagi konsumen China yang mencari produk asing dengan kualitas tinggi. Bagi NetEase menjual platform dengan margin rendah ini akan membuat perusahaannya fokus pada bisnis gim juga roti, dan mentega.
"Kesepakatan Kaola akan menjadikan Alibaba sebagai pintu masuk bagi konsumen yang mencari barang impor," tulis analis Bloomberg Intelligence Vey-Sern Ling dan Tiffany Tam dalam catatannya pada hari Jumat.
Baca Juga: Politik masih kacau, Alibaba menunda IPO di bursa Hong Kong
Menurut perusahaan riset analis, Alibaba dan Kaola mengendalikan hampir 60% dari total transaksi pada platform yang berbasis di China untuk merek asing di kuartal kedua.
NetEase Music baru-baru ini mengumpulkan US$ 600 juta pada November lalu ketika Baidu Inc, General Atlantic, dan Boyu Capital berpartisipasi. Suntikan modal terbaru datang setelah otoritas antimonopoli China melakukan penyelidikan ke saingannya yang jauh lebih besar, Tencent Music Entertainment Group. Penyidikan kepada Tencent terkait atas praktik pelepasan kontennya.
Di bawah tekanan pemerintah, Tencent Music dan NetEase Music tahun lalu setuju untuk melakukan lisensi ulang lebih dari 99% dari tiap-tiap katalog musik mereka.
"Yang benar-benar penting adalah konten eksklusif 1%," kata Shawn Yang, analis yang berbasis di Shenzhen dengan Blue Lotus.
"Sekarang NetEase memiliki dana baru yang dapat digunakan untuk membeli hak cipta, itu pasti akan menjadi ancaman bagi TME," tutup dia.