Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Hartford Financial Services Group Inc membawa berita baru. Senin (6/10) kemarin, Hartford mengatakan bahwa perusahaan asuransi asal Jerman Allianz SE akan menanamkan investasinya di perusahaan itu sebesar US$ 2,5 miliar. Adanya kabar itu membuat saham perusahaan asuransi jiwa dan perumahan AS tersebut melonjak 20%. Padahal, sebelumnya, Hartford baru saja memangkas dividen kuartalan dan memprediksi akan mengalami rugi pada kuartal berikutnya.
Asal tahu saja, Hartford sudah kehilangan separuh dari nilai kapitalisasi pasarnya minggu lalu akibat adanya kekhawatiran investor. Pemicunya, beberapa lembaga pemeringkat bilang, Hartford harus segera meningkatkan modal kerjanya karena portofolio investasinya ikut terkena dampak dari krisis finansial global.
“Adanya investasi ini akan memperkuat kemampuan kami dalam menghadapi pasar yang volatile,” jelas Chairman and Chief Executive Hartford Ramani Ayer.
Keyakinan Ayer cukup beralasan. Sebab, Allianz merupakan perusahaan jasa keuangan raksasa terbesar di Eropa. Allianz akan membeli saham biasa senilai US$ 31 per saham. Itu artinya, total dana yang harus dikeluarkan Allianz adalah sebesar US$ 750 juta.
Kabarnya, Allianz juga akan membeli 10% surat utang subordinate junior senilai US$ 1,75 miliar. Surat utang itu memiliki jangka waktu 10 tahun sejak dikeluarkan oleh Hartford. Sebagai pemanis, Allianz akan mendapatkan sejumlah waran yang akan habis masa berlakunya dalam jangka waktu tujuh tahun.
Meskipun Hartford tidak memberikan keterangan yang lebih spesifik mengenai seberapa besar saham yang akan dikuasai Allianz, namun perusahaan asal Jerman tersebut dipastikan tidak akan menjadi pemegang saham pengendali atau menempatkan perwakilannya di manajemen direksi.
“Kami percaya akan kekuatan fundamental dari perekonomian AS dan industri asuransinya. Kami berharap akan ada imbal hasil yang baik dari investasi yang kami tanamkan,” jelas CEO Allianz Michael Diekmann.
Sejumlah analis menilai langkah yang diambil Allianz merupakan kabar baik bagi Hartford. Portfolio Manager Horizon Investment Services Chuck Carlson mengatakan bahwa investasi yang ditanamkan Allianz menumbuhkan kepercayaan investor kepada Hartford. Sementara itu, Catherine Stagg-Macey, analis asuransi senior Celent mengatakan, “Langkah ini merupakan pertaruhan yang besar. Namun, jika badai sudah berlalu, Allianz dapat mengambil keuntungan dari salah satu pasar asuransi terbesar dunia.”
Hartford pangkas dividen
Terjadinya krisis finansial yang semakin meluas menyebabkan banyak bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya di seluruh dunia mengalami kebangkrutan dan mengalami penurunan penjualan. Hal tersebut juga dialami oleh Hartford. Tak heran, Hartford memangkas dividen kuartalannya dan memprediksi akan mengalami kerugian yang cukup besar ke depannya.
Hartford memperkirakan, kerugian kuartal tiga akan mencapai US$ 8,50 hingga US$ 8,80 per sahamnya. Sementara pendapatan per sahamnya hanya sekitar US$ 1,50 hingga US$ 1,60. Prediksi tersebut sudah termasuk kerugian modal bersih sebesar US$ 2,1 miliar hingga US$ 2,1 miliar, atau setara dengan US$ 7,05 hingga US$ 7,25 per lembarnya.
Catatan saja, saham Hartford naik 11,61% dan bertengger pada level US$ 30,58 di New York Stock Exchange, setelah sebelumnya mengalami kenaikan tertinggi menjadi US$ 32,95. Sementara, saham Allianz merosot 9,7% dan berada pada posisi 89,48 euro akibat bursa saham yang mengalami guncangan di seluruh dunia.