Sumber: foxnews | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sejumlah miliarder melewati periode yang baik di tahun 2018 lalu. Namun soal beramal, rupanya sumbangan dari jajaran orang terkaya di Amerika Serikat anjlok dibanding tahun 2017.
Dilansir Foxnews dari Chronicle of Philanthropy, di tahun lalu negara ini adalah 50 miliarder paling dermawan. Salah satunya adalah pendiri Amazon sekaligus orang terkaya di dunia Jeff Bezos yang untuk pertama kalinya masuk dalam daftar tersebut.
Sementara beberapa orang super kaya macam pendiri Microsoft Bill Gates dan pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg sudah jadi langganan dari daftar tersebut. Namun, keduanya hanya memberikan nyaris setengah dari amal yang mereka bagikan pada tahun 2017.
Dalam daftar tersebut, 50 orang terkaya di Amerika Serikat menyumbangkan US$ 7,8 miliar dalam donasi terbuka pada tahun 2018. Mungkin terdengar sangat banyak, tapi jumlah tersebut tak ada apa-apanya bisa dibandingkan dengan sumbangan di tahun sebelumnya yang menembus US$ 14,7 miliar.
Beberapa hal dinilai menjadi penyebab turunnya amal yang diberikan para orang tajir ini. Salah satunya adalah tahun 2017 memang dinilai sebagai tahun anomali.
“Saya pikir itu penurunan sumbangan ini bukan karena makin pelitnya orang kaya di 2018, karena sumbangan di tahun lalu masih jauh di atas tahun-tahun sebelum 2017. Hal ini lebih banyak tentang fakta bahwa 2017 adalah tahun yang anomali,” kata Lynn Raynault, CEO dan salah satu pendiri Segments of One yang merupakan sebuah organisasi yang membantu miliarder mendonorkan hartanya.
Sementara 2017 adalah tahun dengan setoran amal terbesar bagi Chronicle of Philanthropy sejak 2008.
“Dari 50 donor teratas pada tahun 2017, ada dua orang yang bertanggung jawab atas 50% dari total sumbangan. Yakni Bill Gates dan Mark Zuckerberg yang secara kolektif memberikan hampir US$ 7 miliar. Dampak yang dimiliki donor-donor besar ini dari tahun ke tahun sangat luar biasa. ”
Minat berbeda
Mengapa Bill Gates dan istrinya Melinda memberikan US$ 4,8 miliar untuk yayasan mereka pada tahun 2017, tetapi hanya sekitar US$ 150 juta pada tahun 2018?
“Hampir dua pertiga miliarder adalah pekerja mandiri, oleh karena itu mereka cenderung mendasarkan filantropi mereka pada isu-isu yang relevan dengan prinsip kesuksesan mereka sendiri,” kata Raynault.
"Sebagai contoh, pada tahun 2018, ada sejumlah miliarder teknologi yang mendukung upaya-upaya seputar kecerdasan buatan dan penggunaannya dalam mempercepat upaya-upaya seperti mengakhiri kelaparan, membantu masalah perawatan kesehatan global atau pendidikan," katanya.
Lebih merasa tekanan
Jika sumbangan dari miliarder berkurang, itu mungkin karena mereka tidak merasa tertekan.
Jeff Bezos bisa jadi contoh. Kebangkitannya dari kutu buku yang tenang menjadi orang terkaya di dunia menempatkannya di bawah sorotan.
“Dia menjadi sorotan, terlibat secara politis sampai taraf tertentu, dan mungkin merasa tertekan sekarang karena dia begitu gila di depan umum. Dia mungkin merasa inilah saatnya untuk memberi,” kata Raynault.
Skandal
Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, mungkin menyumbangkan hartanya secara besar-besaran pada tahun 2017 ketika memberikan US$ 2 miliar. Tetapi 2018 adalah tahun yang sulit bagi Facebook, dengan raksasa media sosial menghadapi berbagai krisis.
Zuckerberg mengalami penurunan kekayaan bersih di tahun lalu dan diikuti oleh penurunan sumbangan yang diberikan yakni sekitar US$ 200 juta. "Itu masih jumlah yang relatif besar dan sebenarnya sesuai dengan apa yang telah mereka berikan pada tahun-tahun sebelumnya," kata Raynault.