kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Amazon Mewajibkan Lima Hari Seminggu di Kantor Mulai Tahun Depan


Selasa, 17 September 2024 / 12:45 WIB
Amazon Mewajibkan Lima Hari Seminggu di Kantor Mulai Tahun Depan
ILUSTRASI. Amazon mengumumkan bahwa mereka akan mewajibkan karyawan untuk kembali ke kantor lima hari dalam seminggu. REUTERS/Pascal Rossignol/File Photo


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amazon mengumumkan bahwa mereka akan mewajibkan karyawan untuk kembali ke kantor lima hari dalam seminggu, efektif mulai 2 Januari 2025.

Langkah ini merupakan perubahan signifikan dari kebijakan sebelumnya yang memungkinkan karyawan bekerja dari kantor tiga hari dalam seminggu.

Pernyataan CEO Amazon

Andy Jassy, CEO Amazon, dalam catatan yang disampaikan kepada karyawan, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan pengalaman selama lima tahun terakhir.

"Kami memutuskan untuk kembali ke kehadiran di kantor seperti sebelum pandemi COVID-19. Ketika kami melihat kembali lima tahun terakhir, kami tetap percaya bahwa keuntungan dari bekerja bersama di kantor sangat signifikan," ungkap Jassy.

Baca Juga: 3 Saham Perusahaan Raksasa Teknologi Ini Berpotensi Menghasilkan Cuan

Jassy menyatakan bahwa kehadiran di kantor dapat memperkuat kolaborasi dan koneksi antara tim, serta memperkuat budaya perusahaan. "Jika ada sesuatu, 15 bulan terakhir kami kembali ke kantor setidaknya tiga hari seminggu semakin memperkuat keyakinan kami tentang manfaatnya," tambah Jassy.

Kebijakan dan Pengecualian

Meskipun kebijakan baru ini mewajibkan kehadiran lima hari dalam seminggu, Amazon akan memberikan pengecualian bagi karyawan yang menghadapi "keadaan yang mendesak" atau yang dapat mengajukan permohonan pengecualian kepada pimpinan senior, seperti dijelaskan dalam memo Jassy.

Selain itu, perusahaan akan mengembalikan pengaturan meja yang ditugaskan di lokasi-lokasi yang sebelumnya menerapkan sistem tersebut, termasuk di lokasi kantor pusat di AS (Puget Sound dan Arlington).

Restrukturisasi Organisasi dan Pengurangan Birokrasi

Sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi, Amazon berencana mengurangi jumlah manajer dan meningkatkan jumlah kontributor individual hingga akhir kuartal pertama 2025. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi birokrasi dalam perusahaan.

Seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, Amazon mengalami pertumbuhan pesat pada awal pandemi COVID-19 dan kemudian melakukan pemecatan besar-besaran terhadap stafnya.

Baca Juga: 41 Portofolio Saham yang Dimiliki Warren Buffett, Porsi Terbesar Ada di Apple

Kontroversi dan Reaksi Karyawan

Sejak penguncian COVID pertama kali memaksa karyawan bekerja dari rumah empat tahun lalu, terdapat ketegangan antara pemberi kerja dan karyawan mengenai jumlah hari yang harus dihabiskan di kantor.

Pada Mei tahun lalu, karyawan di kantor pusat Amazon di Seattle mengadakan aksi mogok sebagai protes terhadap perubahan kebijakan iklim perusahaan, pemecatan, dan kewajiban kembali ke kantor.

Jassy juga menegaskan bahwa sebelum pandemi, bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu bukanlah hal yang biasa, dan hal tersebut juga akan berlaku ke depan. "Harapan kami adalah bahwa orang-orang akan berada di kantor kecuali ada keadaan mendesak," tegas Jassy.

Dampak Kebijakan Baru

Kebijakan baru Amazon ini diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap dinamika kerja karyawan dan budaya perusahaan. Dengan kembalinya kewajiban kehadiran lima hari dalam seminggu, Amazon berharap dapat meningkatkan efisiensi kerja dan memperkuat hubungan antar tim.

Baca Juga: Kekayaan Mark Zuckerberg Paling Cepat Naik Dibandingkan Elon Musk dan Jeff Bezos

Namun, kebijakan ini juga berpotensi menimbulkan tantangan dan resistensi dari karyawan yang mungkin lebih memilih fleksibilitas kerja yang telah menjadi norma selama pandemi.

Langkah ini menunjukkan perubahan besar dalam cara perusahaan teknologi besar mengelola kebijakan kerja pasca-pandemi, dan akan menarik untuk melihat bagaimana kebijakan ini diterima dan diimplementasikan di seluruh organisasi.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×