Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Gubernur The Fed Christopher Waller kembali menyuarakan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga acuan pada akhir Juli, di tengah perlambatan momentum ekonomi dan minimnya risiko inflasi jangka panjang akibat lonjakan tarif impor.
“Masuk akal bagi FOMC untuk memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin dua pekan dari sekarang,” kata Waller dalam pidato yang disiapkan untuk forum Money Marketeers di Universitas New York, Kamis (17/7).
Baca Juga: Powell Tanggapi Kritik Trump atas Proyek Renovasi Markas The Fed
Ia menilai data ekonomi baik keras maupun lunak menunjukkan bahwa pertumbuhan masih berlangsung, namun melambat signifikan.
Risiko terhadap mandat ketenagakerjaan The Fed pun meningkat, yang menurutnya cukup untuk membenarkan pelonggaran kebijakan moneter.
Waller menambahkan bahwa bukti-bukti menunjukkan The Fed bisa “mengabaikan” dampak sementara dari tarif dagang dan fokus pada isu-isu ekonomi domestik lain yang lebih fundamental.
Ia juga membuka peluang untuk pemangkasan lanjutan setelah Juli jika inflasi inti tetap terkendali dan ekspektasi harga tetap stabil.
“Jika pertumbuhan lemah berlanjut, menunggu hingga September atau lebih lama akan membuat kami tertinggal dari kurva kebijakan yang tepat,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden The Fed Bank of New York Enggan Tanggapi Kritik Trump terhadap Bank Sentral
Sebaliknya, jika data ketenagakerjaan dan inflasi membaik pasca-pemangkasan Juli, The Fed masih punya ruang untuk menahan suku bunga pada pertemuan-pertemuan berikutnya.
Saat ini, target suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 4,25%–4,5%, jauh di atas level netral jangka panjang yang diperkirakan sekitar 3%.
Waller termasuk dua pejabat bank sentral yang mendukung pemangkasan pada Juli, sementara mayoritas pejabat lainnya cenderung menunggu hingga September, sembari memantau dampak tarif Presiden Donald Trump terhadap inflasi.
Waller menegaskan pandangannya bukan bersifat politis, meskipun dirinya disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed.
Baca Juga: Dolar Tertekan, Pasar Khawatirkan Independensi The Fed di Tengah Isu Pemecatan Powell
Powell sendiri sedang berada di bawah tekanan politik dari Trump, yang disebut-sebut nyaris memecatnya awal pekan ini, klaim yang dibantah oleh Gedung Putih.
Dalam paparannya, Waller memperkirakan tarif 10% hanya akan menambah inflasi sebesar 0,75% hingga 1% dan menyebut pasar tenaga kerja kini berada “di ambang masalah.”