Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Hendra Gunawan
TOKYO. All Nippon Airways (ANA) dan Lufthansa Cargo AG (Lufthansa) berencana mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bisnis kargo. Dalam siaran persnya, Rabu (3/9), seperti dikutip The Japan Times, perusahaan patungan tersebut kelak akan melayani jasa pengiriman barang dengan rute penerbangan yang menghubungkan Jepang dan Eropa.
Pengiriman barang dari Jepang ke Eropa ditargetkan mulai berjalan pada musim dingin tahun ini. Sedangkan, jasa pengiriman barang dari wilayah Eropa ke Jepang, ditargetkan bisa mulai terealisasi pada tahun depan.
Atas rencana tersebut, ANA sudah memperoleh restu dari pejabat pemerintahan di Jepang, yakni menteri pertahanan, infrastruktur dan transportasi. "Rencana itu bernilai positif dan sudah memenuhi ketentuan peraturan anti trust di Uni Eropa," sebut manajemen ANA dan Lufthansa dalam keterangan pers bersama, kemarin.
Sekedar mengingatkan, ANA merupakan unit usaha dari ANA Holdings Inc. ANA adalah maskapai penerbangan bintang lima terbesar di Jepang. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1952.
Sementara Lufthansa Cargo AG., merupakan maskapai penerbangan kargo dan logistik udara. Anak usaha dari Deutsche Lufthansa asal Jerman tersebut mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kedua maskapai itu merupakan anggota dari Star Alliance.
Dengan kemitraan bersama dua maskapai tersebut, baik ANA dan Lufthansa dapat bersama-sama membuat perencanaan, menentukan harga, merencanakan strategi pemasaran serta pengoperasian untuk semua rute yang mencakup Jepang-Eropa. Kesepakatan lebih lanjut akan dibuat oleh kedua belah pihak, dalam beberapa pekan ke depan. Perusahaan patungan tersebut ditargetkan sudah mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2014.
Asal tahu saja, pasar angkutan udara hingga pertengahan tahun 2014 ini meningkat pesat. Maskapai-maskapai asal Asia masih mendominasi, seperti diungkapkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau The International Air Transport Association, Selasa (2/9).
Sementara, pertumbuhan pengangkutan udara di Eropa sedikit tertinggal, pasca konflik yang melanda Rusia-Ukraina. Terlebih lagi setelah sanksi ekonomi dijatuhkan kepada Rusia.