Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
"Apa pun yang menambah tekanan pada hubungan antara dua mitra terpenting NATO akan merusak aliansi. Ini bukan cara untuk memperlakukan sekutu terpentingmu,” tegasnya.
Hodges, yang memimpin Angkatan Darat AS di Eropa dari 2014 hingga 2017 ini mengatakan Trump dan presiden AS sebelumnya memang benar dalam berpendapat bahwa Jerman harus membelanjakan lebih banyak uang untuk pertahanan.
Baca Juga: Kian panas, Korea Utara ancam batalkan perjanjian damai di perbatasan dengan Korsel
Tetapi mereka menunjukkan bahwa hak itu kontraproduktif dengan menyerang secara terbuka di negara yang telah menjadi salah satu sekutu AS yang paling penting untuk meningkatkan pengeluaran militernya menjadi hanya 1,38% dari PDB pada tahun 2019.
"Saya telah mendengar lebih banyak bahasa kasar yang diarahkan ke Jerman baru-baru ini daripada yang ditujukan pada Korea Utara, China atau Rusia," tambah Hodges.
Dia percaya adalah kepentingan mendasar Amerika Serikat adalah untuk bekerja sama dan bukannya melawan, karena kekuatan ekonomi dan moral menjadikannya salah satu dari sedikit negara di dunia yang dapat memiliki pengaruh terhadap Rusia dan China.
"Amerika Serikat harus bekerja bahu membahu dengan pemerintah Jerman untuk mencoba bertindak secara strategis tentang perilaku China dan Kremlin," kata Hodges.
Baca Juga: Tentara Korea Selatan: Korea Utara akan membayar harga bila melakukan aksi militer
Operasi AS di Jerman termasuk Pangkalan Udara Ramstein di Jerman yang merupakan pusat penting bagi pasukan AS di Timur Tengah dan Afrika. Markas Komando Afrika AS dan Komando Eropa berpusat di Jerman seperti halnya Landstuhl Regional Medical Center, rumah sakit militer terbesar di luar Amerika Serikat.
"Ini terlihat seperti keputusan impulsif dan emosional oleh Trump karena baik Pentagon, maupun mitra NATO atau bahkan pemerintah Jerman sendiri tidak mendapat peringatan terlebih dahulu," ujar Simon Koschut, seorang ilmuwan politik dan pakar keamanan internasional di Berlin's Free University.