Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris mengumumkan peningkatan belanja militer terbesarnya sejak Perang Dingin pada Kamis (19/11), berjanji untuk mengakhiri "era kemunduran".
Dengan peningkatan anggaran itu, Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan, militer Inggris lebih berbahaya dibanding beberapa dekade sebelumnya.
Johnson mengatakan, tambahan anggaran tersebut mencerminkan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan militer Inggris. Angkanya mencapai £ 16,5 miliar (US$ 22 miliar) untuk empat tahun ke depan.
Dia menguraikan rencana peningkatan anggaran itu untuk pembentukan komando luar angkasa baru, badan siber nasional, dan mengembalikan Angkatan Laut Inggris sebagai yang paling kuat di Eropa.
Saat ini, anggaran pertahanan Inggris kurang dari £ 42 miliar setahun.
Baca Juga: AS sambut baik pakta militer Jepang-Australia, berharap bisa segera berlatih bersama
Era pemotongan anggaran pertahanan harus berakhir
"Era pemotongan anggaran pertahanan kita harus berakhir, dan itu berakhir sekarang," kata Johnson kepada parlemen melalui tautan video dari kantornya di Downing Street, tempat dia mengisolasi diri setelah kontak dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid-19, seperti dikutip Reuters.
"Saya melakukan ini di tengah pandemi, di tengah setiap tuntutan lain atas sumber daya kami, karena pertahanan wilayah dan keselamatan rakyat Inggris harus diutamakan," tegasnya.
Inggris adalah sekutu utama Amerika Serikat (AS) di medan perang di Irak dan Afghanistan. Bersama Prancis, Inggris adalah kekuatan militer utama di Uni Eropa.
Tetapi, pemungutan suara 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa telah membuat peran globalnya tidak pasti, saat China sedang bangkit dan Presiden Donald Trump telah meragukan dukungan AS untuk sekutu tradisionalnya.
Baca Juga: Jepang merancang jet tempur baru untuk memerangi China