Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel yang terkenal itu kini diincar banyak negara. Dan Taiwan mungkin akan segera punya tiruannya.
Mengutip The Week, Presiden Taiwan, Lai Ching-te, baru saja mengumumkan penambahan anggaran pertahanan yang disebut "historis," yaitu sebesar US$ 40 miliar (sekitar Rp 640 triliun) selama delapan tahun ke depan. Dana fantastis ini akan digunakan untuk menciptakan sistem pertahanan udara yang disebut "T-Dome".
Sistem itu akan dilengkapi dengan Kecerdasan Buatan (AI), drone, dan berbagai peralatan canggih lainnya untuk memperkuat pertahanan "asimetris" Taiwan jika diserang China.
Dalam tulisannya di The Washington Post, Presiden Lai menyalahkan China atas penumpukan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, provokasi yang intensif, dan rekor penerobosan angkatan bersenjata mereka di sekitar Taiwan. Ia menilai, kemauan Beijing untuk mengubah status quo dengan paksa menjadi semakin jelas.
Tensi Taiwan Kian Memanas
Ketegangan di Taiwan terus meningkat, mengingat Beijing masih menganggap Taiwan sebagai wilayahnya dan Xi Jinping berulang kali ingin "menyatukan kembali" pulau itu dengan China. Sejak Lai menyebut China sebagai kekuatan musuh asing pada bulan Maret, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) telah menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar pulau.
Bukan cuma itu, China dan Jepang juga terlibat perselisihan yang memanas terkait Taiwan. Bulan lalu, Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, mengisyaratkan negaranya bisa merespons dengan pasukan bela diri mereka sendiri jika China menyerang Taiwan.
Menurut Lai, T-Dome yang dilengkapi dengan pertahanan berlapis, deteksi tingkat tinggi, dan intersepsi yang efektif akan merajut jaring pengaman untuk melindungi warga.
Baca Juga: Putin Ancam Perang dengan Eropa, Bidik Kapal Tanker Negara Pembantu Ukraina
"Taiwan tidak boleh menjadi titik lemah dalam keamanan regional," katanya. "Di antara semua skenario aneksasi China, ancaman terbesar bukanlah kekuatan militer, tapi penyerahan diri kita sendiri."
"Para ahli militer AS yakin Presiden Xi telah memerintahkan PLA untuk mengembangkan kemampuan menyerang Taiwan pada tahun 2027," kata Financial Times.
Sistem pertahanan rudal yang direncanakan ini kemungkinan akan digunakan untuk melindungi Taiwan dari invasi atau serangan terarah yang bertujuan memaksa Taiwan bernegosiasi tanpa memicu respons militer dari AS.
Anggaran pertahanan Taiwan sendiri sudah berlipat ganda dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan dana ini adalah bagian dari rencana menaikkan pengeluaran dari 2,5% menjadi 3,3% dari PDB tahun depan, dan 5% pada tahun 2030. Langkah ini juga merespons tuntutan dari pemerintahan Trump agar Taiwan tidak terlalu bergantung pada bantuan AS.
Baca Juga: Laut China Timur Panas: Kapal Coastguard China & Jepang Saling Usir di Pulau Sengketa
Oposisi Domestik Menghadang
Sayangnya, Lai masih harus mendapatkan persetujuan anggaran tambahan ini dari parlemen Taiwan. Parlemen dikendalikan oleh partai oposisi Kuomintang (KMT), yang secara historis lebih dekat ke Beijing, bersekutu dengan partai ketiga, Taiwan People’s Party.
Menurut BBC, isu pertahanan telah "menjadi subjek yang memecah belah." Para lawan Lai menuduhnya menggunakan ketakutan akan invasi China untuk menopang dukungannya dan mendesak lebih banyak diplomasi dengan Beijing.
Politisi KMT, Hsu Chiao-hsin, menyebut rencana anggaran itu "astronomis" dan mempertanyakan apakah itu akan mengubah Taiwan menjadi negara dalam status perang. Sementara itu, pemimpin baru KMT, Cheng Li-wun, menuduh Lai bermain api.
Bahkan beberapa analis militer Taiwan mengkritik rencana tersebut, menyebutnya tidak praktis dan tidak memadai untuk melawan daya tembak China yang superior.
China merespons dengan agresi yang dapat diprediksi; Kementerian Luar Negerinya mengatakan Taiwan "tidak akan pernah berhasil" dalam upayanya melawan reunifikasi.
Tonton: China Ketar-Ketir Jepang Pasang Sistem Rudal di Dekat Taiwan
Kesimpulan
- Rencana Pertahanan Asimetris: Taiwan berencana menginvestasikan $40 miliar (Rp 640 T) untuk membangun sistem pertahanan udara "T-Dome" (mirip Iron Dome Israel), AI, dan drone sebagai respons terhadap peningkatan agresi China.
- Ancaman Waktu: Peningkatan anggaran ini didorong oleh kekhawatiran serangan China pada tahun 2027 dan ancaman Presiden Lai bahwa menyerah adalah ancaman terbesar Taiwan.
- Tantangan Politik Domestik: Rencana ambisius ini menghadapi hambatan besar di dalam negeri. Parlemen yang dikuasai oposisi (KMT) menentang anggaran yang dianggap "astronomis" dan lebih memilih pendekatan diplomatik dengan Beijing.













