kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Taiwan Larang Pejabatnya Hadiri Acara China soal Retrocession


Jumat, 17 Oktober 2025 / 15:56 WIB
Taiwan Larang Pejabatnya Hadiri Acara China soal Retrocession
ILUSTRASI. Bendera cetak Tiongkok dan Taiwan terlihat dalam ilustrasi ini, diambil pada 28 April 2022. Pemerintah Taiwan melarang seluruh pejabatnya menghadiri acara yang digelar China pekan depan untuk memperingati 80 tahun retrocession.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Pemerintah Taiwan melarang seluruh pejabatnya menghadiri acara yang digelar China pekan depan untuk memperingati 80 tahun "retrocession" atau pengembalian Taiwan, karena Beijing dianggap mencoba memanipulasi sejarah demi kepentingan politiknya.

Peringatan ini jatuh pada Sabtu depan, menandai momen ketika Jepang, yang menjajah Taiwan sejak 1895, menyerahkan pulau tersebut kepada pemerintah Republik Tiongkok (ROC) pada 1945. Baik Taipei maupun Beijing sama-sama menyebut peristiwa ini sebagai "retrocession".

Namun, China dan Taiwan yang menganut sistem demokrasi memiliki pandangan berbeda mengenai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. 

Baca Juga: Soal Invasi ke Taiwan, China: Tidak Mungkin Menyerang Wilayah Kami Sendiri

Taiwan menegaskan, yang berperang saat itu adalah Republik Tiongkok, bukan Republik Rakyat China (PRC) yang baru berdiri pada 1949 setelah kemenangan Partai Komunis Tiongkok dalam perang sipil. 

Pemerintah ROC kemudian mengungsi ke Taipei, dan nama resmi Taiwan tetap Republik Tiongkok.

Chiu Chui-cheng, Kepala Dewan Urusan Daratan China (Mainland Affairs Council) Taiwan, dalam pernyataan video menyebut Beijing berulang kali menyebarkan "narasi palsu". 

Menurutnya, dalam acara terkait "retrocession", Beijing berupaya menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat China.

"Tujuan akhir mereka adalah menghapus Republik Tiongkok dan mencaplok Taiwan," kata Chiu.

Pemerintah Taiwan melarang pejabat, pelajar, dan guru menghadiri acara apapun yang mungkin diselenggarakan China terkait peringatan ini, serta mengimbau masyarakat umum untuk "mengutamakan kepentingan nasional" dan tidak ikut serta.

Baca Juga: China Buru 18 Tentara Taiwan, Tawarkan Hadiah Uang untuk Informasi

Sementara itu, Kantor Urusan Taiwan China di Beijing belum memberikan tanggapan resmi terkait larangan ini. 

Namun, sebelumnya juru bicara kantor tersebut menyebut bahwa "retrocession" merupakan hasil penting dari berakhirnya Perang Dunia II dan kemenangan besar bagi seluruh rakyat China, termasuk di Taiwan. 

China baru-baru ini merayakan ulang tahun berakhirnya perang dengan parade militer besar-besaran.

Di sisi lain, Taipei dijadwalkan akan menggelar parade Pride terbesar di Asia Timur pada Sabtu mendatang, sebagai perayaan keberagaman dan kesetaraan hak LGBTQ+.

Selanjutnya: Pertanyakan Standar Kualitas MBG, YLKI: Jangan Cuma Fokus Angka

Menarik Dibaca: Promo Guardian 16-29 Oktober 2025, Tambah Uang Rp 1.000 Dapat 2 Listerine-Colgate




TERBARU

[X]
×