kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angka kematian akibat Covid-19 di Amerika menembus 600.000 jiwa


Selasa, 15 Juni 2021 / 05:27 WIB
Angka kematian akibat Covid-19 di Amerika menembus 600.000 jiwa
ILUSTRASI. Warga menerima vaksin penyakit virus corona (COVID-19) di lokasi vaksinasi masal di Lumen Field Event Center di Seattle, Washington. REUTERS/Lindsey Wasson


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saat keadaan mulai kembali normal seperti sebelum pandemi, Amerika Serikat kini mencatatkan angka kematian lebih dari 600.000 kasus akibat virus corona.

Melansir Reuters, seorang pengantin yang terpaksa mengadakan pernikahan lewat Zoom akibat pandemi tahun lalu, merencanakan perayaan ulang tahun secara langsung musim panas ini. Namun, semua tamu harus membuktikan bahwa mereka sudah mendapatkan vaksinasi.

"Tidak akan ada air mata - bahkan air mata bahagia," kata Ali Whitman, yang akan merayakan ulang tahun pernikahan pertamanya pada Agustus dengan 240 teman dan anggota keluarga yang divaksinasi di New Hampshire.

Covid-19 hampir membunuh ibunya. Whitman menghabiskan hari pernikahannya tahun lalu hanya didampingi dengan 13 orang secara langsung. Sedangkan keluarganya yang lain mengikuti upacara melalui Zoom.

Baca Juga: Infeksi virus corona global tembus 175 juta, berikut 10 negara dengan kasus terbanyak

Amerika Serikat sudah melewati angka 600.000 kematian akibat Covid-19 pada hari Senin. Menurut penghitungan Reuters, angka itu menyumbang sekitar 15% dari total kematian akibat virus corona di dunia yang mencapai 4 juta.

Meski demikian, tingkat penyakit parah dan angka kematian telah menurun secara dramatis karena semakin banyak warga Amerika yang divaksinasi. Hal ini menciptakan semacam pukulan psikologis yang mengganggu jutaan orang yang hidupnya telah tersentuh oleh penyakit tersebut. 

Banyak yang sudah sembuh dari penyakit dan penguncian selama lebih dari satu tahun, namun mereka masih menderita akibat kesedihan, gejala yang tersisa, trauma ekonomi atau isolasi dari penguncian.

Baca Juga: Amerika imbau warganya tidak datang ke Indonesia karena 3 alasan ini

"Kita semua telah hidup melalui masa yang mengerikan ini, dan kita semua telah terpengaruh dengan satu atau lain cara," kata Erika Stein, yang menderita migrain, kelelahan, dan masalah kognitif sejak tertular Covid-19 musim gugur lalu. "Dunia saya terbalik dalam satu setengah tahun terakhir - dan itu sulit."

Stein, 34 tahun, merupakan seseoang yang aktif dan bekerja sebagai eksekutif pemasaran dan instruktur kebugaran di Virginia di luar Washington, sebelum penyakit awal dan sindrom terkait yang dikenal sebagai long-Covid menghancurkan hidupnya.

Seperti banyak orang, dia memiliki perasaan campur aduk tentang seberapa cepat kota dan negara bagian telah bergerak untuk mencabut pembatasan pandemi dan membuka kembali.

Selanjutnya: Moderna ajukan izin penggunaan vaksin Covid-19 untuk anak usia 12 tahun-17 tahun




TERBARU

[X]
×