Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kemuraman di Jepang diperkirakan akan semakin dalam beberapa bulan mendatang.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, ekonomi Jepang akan menyusut 22,0% secara tahunan pada kuartal II-2020. Ini akan menjadi penurunan terbesar dalam catatan, dengan tekanan pada output yang meningkat setelah Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat nasional di tengah peningkatan infeksi virus corona pada bulan April lalu.
Keadaan darurat dicabut untuk sebagian besar wilayah pada hari Kamis (14/5) lalu, tetapi tetap berlaku untuk beberapa kota besar termasuk Tokyo.
Baca Juga: Jepang cabut keadaan darurat corona, kecuali di Tokyo dan Osaka
Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi Jepang sebesar US$ 5 triliun tergelincir 0,7% pada Januari-Maret. Realisasi ini memang lebih baik dibanding perkiraan pasar untuk penurunan 1,6%, karena permintaan yang kuat untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari sebagian mengimbangi dampak pada pengeluaran layanan.
Namun, itu menandai penurunan kuartal untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Ini terjadi setelah rumah tangga dilanda double-whammy dari virus corona dan kenaikan pajak penjualan menjadi 10% dari 8% pada Oktober tahun lalu.