Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Anwar Ibrahim telah diajukan untuk menjadi perdana menteri Malaysia oleh para pendukungnya setelah pengunduran diri yang mengejutkan dari Mahathir Mohamad.
Perjuangan antara Mahathir dan Anwar untuk membentuk pakta baru guna memenangkan pemilu 2018, kini membuat gejolak baru di tatar politik Malaysia.
Baca Juga: UMNO: Mahathir telah gagal, kami tidak ingin pemerintahan munafik dibentuk
Mahathir, yang adalah kepala pemerintahan tertua di dunia mengundurkan diri pada hari Senin lalu tetapi segera ditunjuk oleh Raja Malaysia sebagai perdana menteri sementara.
Untuk mencoba mengakhiri krisis, raja telah bertemu dengan 222 anggota parlemen selama dua hari. Mereka yang hadir dalam pertemuan mengatakan bahwa mereka diminta untuk menunjuk perdana menteri yang mereka sukai atau apakah mereka menginginkan pemilihan baru.
Dilansir dari Reuters, anggota Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar, atau Partai Keadilan Rakyat, mengatakan bahwa namanya telah diserahkan kepada raja. Partai ini memiliki 39 kursi dan mitra aliansi berpotensi memberikan 62 kursi lagi.
Baca Juga: Cabut dukungan bagi Mahathir, Barisan Nasional usul parlemen bubar dan gelar pemilu
Anwar tidak berkomentar apakah dia dicalonkan atau tidak. "Insya Allah, semuanya berjalan dengan baik," katanya kepada wartawan setelah bertemu raja.
"Keputusannya adalah hak prerogatif raja. Jadi saya akan menyerahkan sepenuhnya pada kebijaksanaannya," ujar Anwar.
Sementara itu, beberapa politisi secara terbuka menyuarakan dukungan bagi Mahathir untuk tetap menjabat. Tapi belum jelas apakah cukup banyak dari mereka akan memberi dukungan pada pertemuan dengan raja untuk membuatnya tetap bertahan.
Hubungan yang tidak stabil antara Anwar dan Mahathir membantu mendorong krisis terakhir setelah Mahathir menolak tekanan untuk menetapkan tanggal bagi pemindahan kekuasaan yang dijanjikan kepada Anwar sebelum pemilihan 2018.
Baca Juga: Galang kekuatan, Mahathir Mohamad akan bentuk pemerintahan persatuan nasional
Seperti halnya hubungan pribadi, politik di Malaysia dibentuk oleh jalinan kepentingan etnis dan agama.
Negara berpenduduk mayoritas Muslim berjumlah 32 juta ini lebih dari setengahnya berasal dari etnis Melayu, tetapi memiliki etnis Tionghoa, India, dan minoritas lainnya.