Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Bank ANZ Group akan menghentikan program pembelian kembali alias buyback saham senilai A$ 800 juta namun tetap mempertahankan pembagian dividen. Langkah ini diambil CEO baru, Nuno Matos, untuk memperkuat posisi kas, menyederhanakan struktur bank, dan merebut kembali pangsa pasar dari para pesaing.
ANZ juga mengungkapkan rencana penghematan biaya pra-pajak sebesar A$ 800 juta pada tahun keuangan ini. Penghematan itu akan berasal dari pemangkasan jumlah pegawai yang telah diumumkan sebelumnya, restrukturisasi tim, serta keluar dari bisnis non-inti seperti platform cashback belanja online Cashrewards.
"Perusahaan ini telah menjadi terlalu kompleks dan kadang terlalu jauh dari nasabah. Kita jelas perlu meningkatkan manajemen risiko non-finansial,” ujar Matos dalam paparan kepada investor.
Baca Juga: ANZ Tunjuk Tiga Eksekutif Baru untuk Perkuat Bisnis Ritel, Risiko, dan Teknologi
Para investor awalnya memperkirakan ANZ akan memangkas dividen atau menghentikan buyback saham demi mengamankan kas. Namun, keputusan untuk tidak memotong dividen dianggap positif oleh investor.
"Ini menunjukkan kondisi keuangan ANZ masih cukup sehat," kata Michael Haynes, analis dari Atlas Funds Management, yang juga memiliki saham ANZ.
Untuk meningkatkan pendapatan dan pangsa pasar, ANZ berencana menambah hingga 50% jumlah tenaga pemasar kredit rumah dan bisnis. Bank asal Australia ini juga akan mengurangi ketergantungan pada broker hipotek alias mortgage brokers dan lebih banyak menyalurkan pinjaman secara langsung.
Saham ANZ sempat tertinggal dibanding bank besar lain, namun sejak Matos menjabat pada 12 Mei, sahamnya naik lebih dari 20%. Kenaikan tersebut melampaui kenaikan saham tiga bank besar Australia lainnya seperti Commonwealth Bank, NAB, dan Westpac.
Pada bulan lalu, ANZ mengumumkan rencana memangkas 3.500 pekerja dengan biaya satu kali sebesar A$ 560 juta. Sekitar 60% dari PHK ini akan terjadi di divisi ritel dan teknologi.
Matos, mantan eksekutif senior HSBC, mengambil alih kepemimpinan di tengah sejumlah masalah reputasi dan tekanan regulasi. Pekan lalu, otoritas penerbit utang pemerintah Australia menyatakan tidak akan bekerja sama dengan ANZ sampai bank itu memperbaiki budaya manajemen risikonya, menyusul skandal perdagangan obligasi tahun 2023.
ANZ juga setuju membayar denda sebesar A$ 125 juta setelah dinyatakan bertindak tidak eti dalam transaksi obligasi pemerintah. Total penalti yang harus dibayar ANZ mencapai A$ 240 juta, termasuk kesalahan seperti menagih biaya pada nasabah yang sudah meninggal dan salah menghitung bunga bonus.
Baca Juga: ANZ Didenda Rp2,5 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah Regulator Keuangan Australia
Meskipun menghentikan buyback, ANZ memastikan akan membagikan dividen akhir yang setara dengan dividen setengah tahun sebelumnya. Bank juga menawarkan diskon 1,5% pada dua program reinvestasi dividen berikutnya.
Program buyback senilai A$ 2 miliar yang diumumkan Mei lalu sebenarnya sudah berjalan, namun baru terealisasi sekitar A$ 1,2 miliar sebelum akhirnya dihentikan pada hari Senin.