kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apple dan Android bersaing di fitur keamanan


Senin, 22 September 2014 / 10:58 WIB
Apple dan Android bersaing di fitur keamanan
ILUSTRASI. Inilah 4 Bahan Alami yang Ampuh Mengatasi Maag Saat Berpuasa.


Sumber: BBC | Editor: Hendra Gunawan

CALIFORNIA. Pertarungan sistem operasi antara Apple dan Google masih berlanjut. Setelah pada pekan lalu, Apple mengumumkan sistem operasi terbarunya yakni iOS 8, kini giliran Google memperkenalkan Android L. Kedua sistem operasi itu, sama-sama mengklaim memiliki fitur enskripsi alias pengamanan data secara otomatis.

Apple yang menjalankan iOS 8 menyatakan, sistem operasi ini akan dilindungi kode akses pribadi pengguna yang tidak bisa di akses oleh Apple walaupun dengan surat perintah dari pengadilan sekalipun.

Tim Cook, Chief Executive Officer (CEO) Apple meninggalkan pesan secara online dan meyakinkan kepada konsumen tentang filosofi perusahaan bahwa pelanggan besar tidak harus datang dengan mengorbankan privasi.

"Kami tidak menguangkan informasi yang Anda simpan di iPhone atau iCloud dan kami tidak membaca email atau pesan Anda untuk mendapatkan informasi tentang Anda," tandas Tim Cook seperti dikutip dari BBC.

Tak lama berselang, Google jug merilis fitur enkripsi yang secara otomatis diaktifkan saat pelanggan pertama kali mengaktifkan gadget dengan Android L. Fitur enkripsi tersebut akan membuat semua data yang disimpan dalam perangkat Android tidak akan bisa diakses bila pengguna tidak memiliki password yang sesuai untuk membuka data-data tersebut.

Fitur enkripsi dalam Android sebenarnya sudah ada sejak beberapa waktu lalu ketika Android Jelly Bean dirilis. Namun, fitur tersebut tidak aktif secara otomotif dan harus diaktifkan manual oleh pengguna. Tak banyak masyarakat yang tahu bagaimana cara mengaktifkan fitur tersebut.

Penegakan hukum

Pengenalan fitur enskripsi secara otomatis juga akan melindungi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dari keharusan untuk menyerahkan data kepada lembaga penegak hukum.

Beberapa perusahaan teknologi terbesar di AS telah berjuang untuk meminta kepada pemerintah untuk tidak mempublikasikan data pribadi. Perusahaan-perusahaan teknologi tersebut diantaranya adalah Microsoft, Google, Twitter, Facebook dan Dropbox.

David Emm, peneliti senior di perusahaan keamanan Kaspersky Lab mengatakan kepada BBC bahwa enkripsi data otomatis ini lebih kepada privasi daripada perlindungan. "Pelanggan akan menemukan kepastian bahwa data mereka tidak bisa secara rutin jatuh ke tangan pihak ketiga," ujar Emm.

Namun, kata dia, hal itu hanya terjadi untuk data di Apple atau Android. Sementara data yang ada e-cloud masih bisa diakses oleh penegak hukum.




TERBARU

[X]
×