Sumber: CNN | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apple memutuskan untuk sementara menutup toko-tokonya di China karena virus corona.
Analis di Wedbush Securities mengatakan, akibat kebijakan itu, akan terjadi penundaan penjualan hingga 1 juta iPhone. Namun, langkah itu dinilai tidak memiliki dampak besar pada pendapatan perusahaan.
Baca Juga: Filipina umumkan korban virus corona pertama di luar China
“Kami percaya dengan terbatasnya transportasi di kota-kota besar di seluruh China dan lalu lintas pejalan kaki yang terbatas di Shanghai, Beijing, dan kota-kota lain yang paling banyak menjual iPhone bisa berisiko bergeser dari kuartal Maret ke kuartal Juni jika ini berlanjut hingga akhir Februari,” tulis analis Daniel Ives dan Strecker Backe.
Ives dan Backe mengatakan bahwa jumlah tersebut mewakili kurang dari 3% dari penjualan iPhone China secara tahunan dan dampaknya kemungkinan akan diabaikan.
Sebelumnya Apple mengatakan pada hari itu bahwa kehati-hatian dan berdasarkan saran terbaru dari para ahli kesehatan terkemuka akan menutup toko-tokonya di daratan negara itu sampai 9 Februari.
Baca Juga: Ini skenario Kemenhub antisipasi penyebaran virus corona melalui jalur laut
Ives dan Backe menulis bahwa efek wabah corona terhadap saham perusahaan tidak besar karena Apple tidak menggelar penjualan besar di sekitar Tahun Baru China, yang terjadi 25 Januari.
“Walaupun wabah virus corona adalah situasi yang menyedihkan dan menjadi berita utama bagi para investor, untuk saham kami percaya dampak mendasar dari masalah ini terhadap top-line Apple dapat diabaikan,” tulis mereka.
Perusahaan melaporkan pendapatan US$ 91,8 miliar di kuartal terakhir, mengalahkan estimasi. Pertumbuhan itu dipicu sebagian besar oleh hampir US$ 56 miliar adalah penjualan iPhone.