kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.264   -169,00   -1,05%
  • IDX 6.990   -117,45   -1,65%
  • KOMPAS100 1.043   -21,28   -2,00%
  • LQ45 818   -15,80   -1,90%
  • ISSI 213   -3,54   -1,64%
  • IDX30 418   -8,58   -2,01%
  • IDXHIDIV20 504   -9,39   -1,83%
  • IDX80 119   -2,49   -2,06%
  • IDXV30 125   -2,33   -1,84%
  • IDXQ30 139   -2,52   -1,78%

Arab Saudi dan Rusia Akan Melanjutkan Pengurangan Produksi Minyak


Senin, 06 November 2023 / 10:51 WIB
Arab Saudi dan Rusia Akan Melanjutkan Pengurangan Produksi Minyak
ILUSTRASI. Arab Saudi dan Rusia mengonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan produksi minyak tambahan secara sukarela. REUTERS/Lucy Nicholson


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia mengonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan produksi minyak tambahan secara sukarela hingga akhir tahun karena kekhawatiran atas permintaan dan pertumbuhan ekonomi yang terus membebani pasar minyak mentah.

Kedua negara mengatakan pemotongan mereka akan ditinjau bulan depan untuk mempertimbangkan perluasan, pendalaman atau peningkatan.

Arab Saudi mengonfirmasi akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) yang berarti produksi sekitar 9 juta barel per hari untuk bulan Desember, kata sumber di kementerian energi dalam sebuah pernyataan.

“Pemotongan sukarela tambahan ini dilakukan untuk memperkuat upaya pencegahan yang dilakukan negara-negara OPEC+ dengan tujuan mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak,” kata sumber tersebut seperti dikutip dalam pernyataan.

Baca Juga: Tensi Geopolitik Timur Tengah Tinggi, Intip Rekomendasi Saham Sektor Energi Berikut

Menyusul pernyataan Saudi, Moskow juga mengumumkan akan melanjutkan pengurangan pasokan sukarela tambahan sebesar 300.000 barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir Desember.

OPEC+, yang terdiri dari negara-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu utamanya termasuk Rusia, telah memangkas produksi sejak tahun lalu sebagai tindakan pencegahan untuk menjaga stabilitas pasar.

Minyak mencapai level tertinggi tahun 2023 pada bulan September mendekati US$ 98 per barel untuk minyak mentah Brent, meskipun sejak itu melemah hingga diperdagangkan sekitar US$ 85 per barel pada hari Jumat, meskipun terjadi konflik di Timur Tengah.

Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, pertama kali melakukan pemotongan sukarela pada bulan Juli sebagai tambahan dari kesepakatan pembatasan pasokan yang pertama kali disetujui oleh beberapa anggota OPEC+ pada bulan April.

Baca Juga: Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Masih Gelap, Akan Dibahas di Rakortas

Kerajaan Arab Saudi mengatakan pada bulan September bahwa mereka akan memperpanjang pemotongan sukarela tambahan hingga akhir tahun ini, dan meninjau keputusan tersebut setiap bulan.

Para analis secara luas memperkirakan kerajaan akan mengonfirmasi perpanjangan pemotongan pada bulan Desember.

Keputusan OPEC+ pada bulan Juni telah membatasi pasokan hingga tahun 2024.

Aliansi ini selanjutnya akan bertemu pada 26 November di Wina.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×