Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Amerika Serikat dan Australia memperluas dukungan finansial kepada beberapa perusahaan Australia sebagai bagian dari kesepakatan mineral kritis yang bertujuan mengurangi dominasi China di sektor ini, mendorong saham perusahaan terkait melonjak pada Selasa (21/10/2025).
Di bawah kesepakatan yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, kedua negara berkomitmen untuk menanamkan setidaknya US$1 miliar masing-masing selama enam bulan ke depan dalam proyek pertambangan dan pengolahan, serta menetapkan harga dasar untuk mineral kritis, langkah yang lama diharapkan oleh perusahaan tambang Barat.
Baca Juga: Yen Waspada Selasa (21/10), Jelang Pemungutan Suara Pemilihan Perdana Menteri Jepang
Bank Ekspor-Impor AS (EXIM) menyatakan telah mengirim tujuh Surat Minat (Letters of Interest/LOI) senilai lebih dari US$2,2 miliar untuk mendukung proyek mineral kritis yang sejalan dengan kepentingan AS di Australia.
LOI tersebut diberikan kepada Arafura Rare Earths, Northern Minerals, Graphinex, Latrobe Magnesium, VHM, RZ Resources, dan Sunrise Energy Metals.
Menurut EXIM, inisiatif ini merupakan fase berikutnya dalam pengamanan mineral yang menjadi tulang punggung manufaktur, keamanan nasional, dan industri strategis AS.
Saham Arafura naik 8% pada perdagangan pagi, sementara saham Northern Minerals, Latrobe Magnesium, dan VHM masing-masing melonjak 11%, 15%, dan 20%, meski saham Sunrise tercatat turun.
Kenaikan ini jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan pasar secara keseluruhan sebesar 0,7%.
Baca Juga: Trump Sepakati Perjanjian Mineral Penting dan Tanah Jarang dengan Australia
Selain itu, kedua pemerintah juga mendukung rencana produsen aluminium AS, Alcoa, membangun pabrik gallium di samping pabrik alumina mereka di Australia Barat, yang diperkirakan mampu menyuplai hingga 10% pasokan gallium global.
Pengumuman ini mendorong saham Alcoa yang terdaftar di Australia naik 8%.
Gallium merupakan bahan baku penting dalam produksi alumina, dan menjadi mineral kritis yang vital bagi industri teknologi, terutama semikonduktor, serta sektor pertahanan.
Australia menyatakan akan menyediakan hingga US$200 juta dalam bentuk pembiayaan ekuitas bersyarat untuk proyek ini, termasuk hak offtake bagi pemerintah Australia, sementara AS juga akan melakukan investasi ekuitas dengan hak offtake.
Baca Juga: Trump Sepakati Perjanjian Mineral Penting dan Tanah Jarang dengan Australia
Pada Agustus lalu, Alcoa menandatangani perjanjian pengembangan bersama dengan Japan Australia Gallium Associates (JAGA), sebuah usaha patungan antara pemerintah Jepang dan Sojitz Corp, untuk proyek ini.
Setelah studi kelayakan selesai, special purpose vehicle (SPV) milik pemerintah AS, Australia, dan Alcoa diperkirakan akan membentuk joint venture dengan JAGA untuk membangun pabrik, yang akan dioperasikan oleh Alcoa.