Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Yen Jepang diperdagangkan stabil pada Selasa (21/10/2025), menjelang pemungutan suara di parlemen Jepang yang hampir dipastikan akan menempatkan konservatif garis keras Sanae Takaichi sebagai perdana menteri wanita pertama di negara tersebut.
Kurs mata uang pada sesi Asia pagi sebagian besar bergerak di kisaran sempit, dengan dolar AS relatif tidak berubah karena penutupan sebagian pemerintah AS (government shutdown) yang membuat investor kekurangan data menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan.
Baca Juga: Calon PM Jepang Sanae Takaichi Bakal Tunjuk Satsuki Katayama Jadi Menteri Keuangan
Yen tercatat sedikit menguat 0,1% ke 150,61 per dolar AS, setelah sempat melemah pada sesi sebelumnya karena investor memperkirakan kepemimpinan Takaichi — yang didukung partai oposisi sayap kanan Ishin — dapat mendorong pengeluaran pemerintah dan menimbulkan ketidakpastian jalur kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ).
“Jika Takaichi dikonfirmasi sebagai perdana menteri hari ini, apa dampaknya? Terutama terkait sinyal kebijakan moneter maupun potensi perubahan kebijakan fiskal, serta kondisi apa yang mungkin berhasil diperoleh partai Ishin dari LDP sebagai syarat membentuk koalisi,” kata Ray Attrill, kepala riset FX di National Australia Bank (NAB).
“Kondisi ini berpotensi memicu volatilitas yen.”
Takaichi telah merampungkan rencana untuk menunjuk mantan menteri revitalisasi regional, Satsuki Katayama, sebagai menteri keuangan, menurut laporan stasiun penyiar FNN pada Selasa.
Sementara itu, sterling terakhir diperdagangkan di US$1,3408, dan euro menguat 0,08% ke US$1,1651, didukung sedikit oleh meredanya ketidakpastian politik di Prancis.
Baca Juga: Tanda Bahaya dari China: Ekspor Ngebut, Domestik Melemah, Risiko Krisis Mengintai
Indeks dolar AS relatif stabil di 98,55, sedangkan dolar Australia naik 0,13% ke US$0,6521.
Suasana pasar secara keseluruhan cenderung optimistis setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Senin bahwa dia berharap mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Presiden China Xi Jinping.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan penutupan pemerintah federal AS selama 20 hari kemungkinan akan segera berakhir. Kekhawatiran terkait risiko kredit perbankan AS juga sedikit mereda.
Namun, optimisme ini belum mendorong pergerakan signifikan pada mata uang, karena investor tetap berhati-hati menjelang serangkaian peristiwa risiko pekan depan, yang puncaknya adalah pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Baca Juga: Trump Menekan Ukraina: Terima tuntutan Putin atau Hancur
“Pekan depan kemungkinan jauh lebih penting dari sisi risiko,” kata Attrill.
“Dengan harga pasar saat ini…risikonya adalah komentar seputar kemungkinan pemotongan pekan depan dapat menimbulkan pertanyaan soal keyakinan terhadap langkah lanjutan pada Desember,” tambahnya mengenai ekspektasi pemotongan suku bunga Fed.
Mata uang lainnya, dolar Selandia Baru naik 0,12% ke US$0,5752, sementara yuan offshore stabil di 7,1216 per dolar AS.