Sumber: BBC,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Presiden Barack Obama akhirnya melakukan tindakan tegas atas aksi dugaan serangan siber yang bertujuan melakukan intervensi pada kampanye Pemilu Presiden AS 2016.
AS melakukan pengusiran terhadap 35 diplomat di kedutaan Rusia di AS dan merilis bukti teknikal atas peretasan yang dimaksud.
"Seluruh warga AS harus waspada atas aksi Rusia. Pencurian data dan aktivitas tersembunyi ini hanya bisa diperintahkan oleh pemerintahan Rusia di level tertinggi," demikian pernyataan Obama, Kamis (30/12).
Obama menyebut, pengusiran ini merupakan aksi balasan yang tepat dan perlu atas usaha-usaha yang dilakukan Rusia dalam mengganggu kepentingan Amerika.
Sementara, perilisan bukti teknikal bertujuan untuk membantu pihak-pihak berwenang di AS dan negara-negara lain dalam melakukan indentifikasi, melacak, sehingga bisa menggagalkan kampanye global Rusia dalam aktivitas maya yang jahat.
Di sisi lain, Presiden AS terpilih Donald Trump memberikan sinyal adanya perubahan sikap sebelumnya atas dugaan keterlibatan Rusia dalam peretasan itu. Informasi saja, sebelumnya Trump menampik kemungkinan AS akan melakukan balasan atas dugaan Rusia mencampuri pemilihan presiden yang dimenangkan olehnya.
Dalam pernyataan singkatnya, Trump hanya mengatakan: "Ini saatnya bagi negara kita untuk terus berjalan ke masalah yang lebih besar dan lebih baik." Trump sendiri dijadwalkan akan bertemu dengan petinggi badan intelijen AS pada pekan depan untuk mendapatkan informasi terkini dan fakta atas situasi ini.