kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS bidik Prancis, 28 negara Uni Eropa akan bersatu melawan tarif Trump


Rabu, 04 Desember 2019 / 06:06 WIB
AS bidik Prancis, 28 negara Uni Eropa akan bersatu melawan tarif Trump
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. REUTERS/Christian Hartmann/Pool


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS/LONDON. Prancis dan Uni Eropa mengatakan pada hari Selasa (3/12), bahwa mereka siap untuk membalas jika Presiden AS Donald Trump benar-benar melaksanakan ancamannya untuk mengenakan bea hingga 100% pada impor sampanye, tas tangan dan produk Prancis lainnya senilai US$ 2,4 miliar.

Melansir Reuters, ancaman berupa hukuman tarif ini dilakukan setelah penyelidikan pemerintah AS menemukan pajak layanan digital baru di Prancis dinilai membahayakan perusahaan teknologi AS. Hal ini akan memanaskan sengketa perdagangan yang membara antara Eropa dan Amerika Serikat.

Saat menghadiri KTT NATO di London, Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berjabatan tangan dengan erat sebelum keduanya mengatakan mereka berharap bisa memperlancar perbedaan mereka atas pajak layanan digital.

Baca Juga: AS akan kenakan tarif 100% terhadap produk asal Prancis, termasuk sampanye dan keju

"Mereka adalah perusahaan Amerika. Mereka adalah perusahaan teknologi. Mereka bukan orang favorit saya, tapi tidak apa-apa, saya tidak peduli, mereka perusahaan Amerika. Dan kami ingin mengenakan pajak pada perusahaan Amerika. Tapi bukan orang lain yang memajaki mereka," kata Trump.

Dia menambahkan, "Jadi itu akan berhasil, atau kita akan menetapkan pajak yang saling menguntungkan," katanya, merujuk pada ancaman retribusi seperti yang dilansir Reuters. "Dan pajaknya akan sangat besar. Saya tidak yakin itu akan menjadi seperti itu, tapi hal itu mungkin."

Adanya perselisihan ini menandai rendahnya hubungan antara Trump dan Macron, yang telah berselisih atas pendekatan unilateralis Amerika untuk perdagangan, perubahan iklim dan Iran.

Baca Juga: Terjadi perpindahan dana ke safe haven, harga emas melejit 1%!

Pada hari Selasa, Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pajak Prancis adalah gagasan yang sangat radikal, meletakkan pajak atas pendapatan sebagai lawan pajak atas penghasilan dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan Prancis untuk membantu defisit anggarannya.

"Negara-negara lain akan lebih baik untuk mencoba mengembangkan teknologi mereka sendiri, daripada mencoba untuk menghukum perusahaan-perusahaan Amerika atas keberhasilan mereka," katanya kepada Reuters di New York. Dia menambahkan, hal itu adalah praktik aneh dan mungkin berbahaya untuk mengenakan pajak pendapatan daripada pendapatan.

Baca Juga: Donald Trump: UU soal Hong Kong memang mempersulit negosiasi dagang dengan China

Sebelumnya pada hari Selasa, Trump mengkritik sekutu Eropanya, menyindir Macron untuk komentarnya yang "sangat jahat" yang menggambarkan aliansi NATO saat ini sudah "mengalami kematian otak".

Menteri keuangan Macron menyebut ancaman tarif itu tidak dapat diterima dan mengatakan Uni Eropa siap untuk merespons jika Amerika Serikat memberlakukan tarif baru.

Baca Juga: Rawan profit taking, IHSG dibuka memerah ikuti jejak bursa regional, Selasa (3/12)

Komisi Eropa, eksekutif UE, mengatakan 28 negara Uni Eropa akan bertindak sebagai satu kesatuan dan menegaskan tempat terbaik untuk menyelesaikan perselisihan adalah di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Saya bertekad untuk membela kepentingan negara saya dan Eropa," kata Macron, yang duduk di sebelah Trump.

Amerika Serikat telah memberlakukan bea 25% atas anggur dan keju Prancis sebagai bagian dari tanggapan yang disetujui WTO terhadap subsidi pesawat ilegal Uni Eropa. Hal ini sebuah langkah yang menurut para eksportir akan memukul konsumen AS, sementara di sisi lain sangat merugikan produsen Prancis.

Baca Juga: Waduh, AS tabuh genderang perang dagang dengan Prancis

Solusi internasional

Retribusi 3% Prancis berlaku untuk pendapatan dari layanan digital yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan dengan pendapatan lebih dari 25 juta euro (US$ 27,86 juta) dari Perancis dan 750 juta euro di seluruh dunia.

Investigasi oleh kantor Perwakilan Dagang AS menemukan pajak Prancis tidak konsisten dengan prinsip-prinsip kebijakan pajak internasional yang berlaku.

Dikatakan, pajak itu sangat memberatkan bagi perusahaan-perusahaan AS termasuk Google Alphabet Inc, Facebook Inc, Apple Inc dan Amazon.com Inc.

Baca Juga: Bursa Asia jatuh akibat cuitan Donald Trump soal tarif impor logam

Prancis tidak sendirian dalam menargetkan perusahaan digital besar; semakin banyak negara lain yang menyiapkan pajak mereka sendiri.

Pemerintah, termasuk Washington, merasa frustrasi karena perusahaan-perusahaan digital besar dapat membukukan pendapatan di negara-negara dengan pajak rendah seperti Irlandia.

Prancis mengatakan akan menurunkan pajak digitalnya segera setelah menemukan kesepakatan di Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan untuk merombak peraturan pajak internasional yang telah berusia puluhan tahun.

Baca Juga: Sri Mulyani sayangkan penyelundupan onderdil Harley Davidson di pesawat baru Garuda

Saham produsen barang mewah Prancis anjlok

Saham-saham produsen barang mewah Prancis mengalami penurunan sebagai tanggapan atas ancaman pemberlakuan tarif terhadap sampanye, tas, keju, dan produk-produk Prancis lainnya.

Hermes turun sekitar 2,8%, sedangkan LVMH dan Kering masing-masing turun 1,7% dan 2,8%. Produsen sampanye Vranken Pommery turun 2,4%.

Produk Prancis tidak akan langsung menghadapi tarif karena Perwakilan Dagang AS masih berniat untuk mengumpulkan komentar publik dan mengadakan dengar pendapat publik pada bulan Januari.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×