kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

AS: China hanyalah kediktatoran yang rapuh, takut pada rakyatnya sendiri


Jumat, 01 Januari 2021 / 13:46 WIB
AS: China hanyalah kediktatoran yang rapuh, takut pada rakyatnya sendiri
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menghadiri pengarahan kepada media di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 10 November 2020.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengecam pengadilan China yang memenjarakan aktivis demokrasi Hong Kong yang mencoba melarikan diri dengan perahu. Itu menunjukkan wajah asli Beijing kepada warganya dan dunia.

"Sebuah rezim yang mencegah rakyatnya sendiri untuk pergi tidak dapat mengklaim kebesaran atau kepemimpinan global. Ini hanyalah kediktatoran yang rapuh, takut pada rakyatnya sendiri," kata Pompeo, Kamis (31/12), seperti dikutip Channel News Asia.

Pengadilan di Shenzhen pada Rabu (30/12) memenjarakan 10 aktivis demokrasi Hong Kong hingga tiga tahun penjara, setelah mereka mencoba melarikan diri dengan speedboat ke Taiwan, sebuah negara demokrasi dengan pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing, 

Hukuman atas penyeberangan perbatasan ilegal muncul ketika China menekan perbedaan pendapat di Hong Kong, memberlakukan undang-undang keamanan yang ketat meskipun sebelumnya berjanji untuk menjamin sistem terpisah di bekas koloni Inggris dan pusat keuangan Asia itu.

Baca Juga: AS memperkuat armada tempur di Selat Taiwan, ada apa?

Pompeo, kritikus vokal terhadap Beijing, menyerukan agar 12 orang yang ditangkap pada Agustus lalu dalam upaya mereka guna melarikan diri ke Taiwan untuk "segera dibebaskan tanpa syarat."

Kasus itu "sekali lagi menyingkapkan kebrutalan Beijing, mengabaikan secara terang-terangan perjanjian internasional yang telah ditandatangani, dan penghinaan terhadap hak-hak rakyat Hong Kong," sebut Pompeo.

Pompeo, yang akan meletakkan jabatannya pada 20 Januari nanti setelah kekalahan Donald Trump dalam pemilihan presiden, telah menjadikan Beijing sebagai musuh global, dan berjanji untuk mengakhiri beberapa dekade upaya AS untuk melibatkan kepemimpinan komunis.

Selanjutnya: Panas! Kapal perang AS transit di Selat Taiwan, China: Ini provokasi!



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×