Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Meski begitu, pemerintahan Trump sejauh ini menolak opsi penutupan paksa TikTok, yang berisiko memicu kemarahan jutaan pengguna dan mengganggu komunikasi politik.
Trump bahkan mengakui aplikasi ini membantunya meraih kemenangan pemilu tahun lalu, dengan akun pribadinya yang kini memiliki 15 juta pengikut.
Baca Juga: AS dan China Gelar Perundingan Dagang di Madrid, TikTok Akan Dibahas di Hari Kedua
Bessent tidak merinci apakah ByteDance, induk TikTok, akan menyerahkan kendali penuh teknologi aplikasinya kepada pembeli AS.
Namun pejabat regulator siber China, Wang Jingtao, menyebut kesepakatan bisa mencakup lisensi hak kekayaan intelektual, termasuk algoritma.
Selain TikTok, hubungan dagang kedua negara juga masih tegang. AS melarang ekspor chip canggih dan sejumlah produk teknologi ke China dengan alasan keamanan nasional, sementara Beijing menilai langkah itu sebagai bentuk "perundungan sepihak".
Pertemuan di Madrid ini merupakan putaran keempat pembicaraan dalam empat bulan terakhir. Delegasi AS dipimpin oleh Bessent, sementara China diwakili Wakil Perdana Menteri He Lifeng.
Selain isu TikTok, diskusi juga mencakup tarif perdagangan dan tekanan Washington agar sekutu-sekutunya mengenakan tarif pada China terkait impor minyak Rusia.
Baca Juga: Trump Diperkirakan Kembali Menunda Tenggat Waktu Divestasi TikTok
Sementara itu, Beijing pada Senin juga mengumumkan investigasi awal terhadap Nvidia atas dugaan pelanggaran hukum antimonopoli.
Langkah ini dipandang sebagai balasan atas pembatasan Washington terhadap industri chip China.