Sumber: AP News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat dan Israel dikabarkan telah menjajaki kemungkinan pemindahan warga Palestina dari Gaza ke tiga wilayah di Afrika Timur, yaitu Sudan, Somalia, dan Somaliland.
Rencana ini merupakan bagian dari proposal pascaperang yang diajukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump dan telah menuai kecaman luas serta menimbulkan pertanyaan serius terkait aspek hukum dan moral.
Inisiatif AS dan Israel dalam Pemindahan Warga Palestina
Upaya diplomasi ini mencerminkan tekad AS dan Israel dalam mendorong realisasi rencana yang dianggap kontroversial tersebut. Namun, banyak pihak meragukan klaim Trump bahwa pemindahan ini bertujuan memberikan "area yang indah" bagi warga Palestina, mengingat kondisi ketiga wilayah yang dipertimbangkan cenderung miskin dan berpotensi mengalami konflik.
Menurut pejabat AS dan Israel yang berbicara secara anonim, Sudan telah menolak proposal ini, sementara pejabat di Somalia dan Somaliland mengaku tidak mengetahui adanya pembicaraan terkait.
Baca Juga: Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Warga Palestina dari Gaza
Di bawah rencana ini, lebih dari dua juta penduduk Gaza akan dipindahkan secara permanen, dengan AS mengklaim kepemilikan wilayah tersebut untuk melakukan pembersihan dan pengembangan infrastruktur sebagai proyek real estate.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebutnya sebagai "visi yang berani," meskipun ditentang oleh komunitas internasional.
Reaksi Palestina dan Negara-Negara Arab
Penduduk Gaza telah dengan tegas menolak gagasan pemindahan ini dan menyebut klaim Israel bahwa perpindahan akan dilakukan secara sukarela sebagai tidak berdasar.
Sementara itu, negara-negara Arab telah menyampaikan keberatan keras dan mengajukan alternatif berupa rencana rekonstruksi Gaza yang mempertahankan keberadaan warga Palestina di wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi manusia juga memperingatkan bahwa segala bentuk pemindahan paksa atau tekanan untuk meninggalkan Gaza dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Namun, Gedung Putih menegaskan bahwa Trump tetap berpegang teguh pada "visinya."
Negara-Negara yang Dianggap sebagai Tujuan Pemindahan
Sudan
Sudan, salah satu negara yang menandatangani Abraham Accords dengan Israel pada tahun 2020, dikabarkan telah didekati oleh pemerintahan Trump untuk membahas kemungkinan menerima warga Palestina dari Gaza.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, AS telah menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme, yang membuka akses bagi negara ini terhadap pinjaman internasional.
Namun, dengan negara tersebut saat ini terjebak dalam perang saudara antara pasukan pemerintah dan kelompok paramiliter RSF, Sudan tampaknya menjadi tujuan yang tidak layak bagi pemindahan warga Gaza.
Menurut pejabat Sudan yang berbicara secara anonim, pemerintah Sudan telah menolak gagasan ini sejak awal. "Usulan ini langsung ditolak," kata salah satu pejabat Sudan.
Jenderal Abdel-Fattah Burhan, pemimpin militer Sudan, juga menegaskan dalam pertemuan puncak negara-negara Arab bahwa negaranya "secara tegas menolak" setiap rencana yang bertujuan untuk memindahkan rakyat Palestina dari tanah mereka dengan alasan apa pun.
Baca Juga: Negara Arab Tolak Rencana Trump, Pilih Solusi Rekonstruksi Gaza dari Mesir
Somaliland
Somaliland, yang memisahkan diri dari Somalia lebih dari 30 tahun lalu tetapi belum mendapat pengakuan internasional, juga dikabarkan telah menjadi target pendekatan diplomatik AS dan Israel. Presiden Somaliland, Abdirahman Mohamed Abdullahi, telah menjadikan pengakuan internasional sebagai prioritas utamanya.
Menurut seorang pejabat AS, Washington "mengadakan pembicaraan diam-diam dengan Somaliland mengenai berbagai bidang kerja sama yang menguntungkan AS, termasuk kemungkinan pengakuan." Ini menunjukkan bahwa pengakuan Somaliland sebagai negara merdeka bisa menjadi insentif bagi pemerintah daerah untuk mendukung pemindahan warga Palestina.
Namun, seorang pejabat Somaliland yang berbicara secara anonim menegaskan bahwa pemerintah mereka tidak pernah didekati atau terlibat dalam diskusi terkait penerimaan warga Palestina dari Gaza.
Somalia
Somalia telah lama menjadi pendukung setia Palestina dan secara terbuka menolak rencana Trump untuk pemindahan warga Gaza. Negara ini juga menjadi bagian dari pertemuan negara-negara Arab yang menolak proposal tersebut.
Menurut Sambu Chepkorir, seorang peneliti konflik yang berbasis di Nairobi, Kenya, sulit memahami alasan di balik pemilihan Somalia sebagai tujuan pemindahan warga Palestina. "Poros politik terus berubah, mungkin ada agenda tersembunyi di balik ini," ujarnya.
Seorang pejabat Somalia yang berbicara secara anonim menyatakan bahwa pemerintahnya tidak pernah didekati untuk membahas kemungkinan menerima warga Palestina dari Gaza.