kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AS dan Rusia Bentrok di PBB, Ini Penyebabnya


Rabu, 07 Februari 2024 / 07:03 WIB
AS dan Rusia Bentrok di PBB, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Pada Selasa (6/2/2024), Amerika Serikat dan Rusia saling tuding di pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina. REUTERS/Carlo Allegri


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PBB. Pada Selasa (6/2/2024), Amerika Serikat menuduh Rusia menembakkan setidaknya sembilan rudal yang dipasok Korea Utara ke Ukraina. 

Sementara, Moskow menyebut Washington sebagai "kaki tangan langsung" dalam jatuhnya pesawat angkut militer Rusia bulan lalu.

Mengutip Reuters, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia dan wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood saling melontarkan tuduhan tersebut pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina, yang diminta oleh Moskow. Rusia menginvasi negara tetangganya Ukraina hampir dua tahun lalu.

“Sampai saat ini, Rusia telah meluncurkan rudal balistik yang dipasok DPRK terhadap Ukraina setidaknya sembilan kali,” kata Wood kepada Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara, menggunakan nama resmi Korea Utara: Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).

Dia menambahkan, “Rusia dan DPRK harus bertanggung jawab atas tindakan mereka, yang melemahkan kewajiban jangka panjang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.” 

Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tuduhan AS, namun berjanji pada tahun lalu untuk memperdalam hubungan militer. 

Baca Juga: Tertekan Sanksi AS, Armada Bayangan Rusia Kehabisan Tempat untuk Bersembunyi

Rusia telah meningkatkan hubungan dengan Korea Utara dan negara-negara lain yang memusuhi Amerika Serikat seperti Iran sejak dimulainya perang dengan Ukraina. Hubungan-hubungan tersebut menjadi sumber kekhawatiran Barat.

Sementara itu, Rusia menuding AS terlibat dalam insiden jatuhnya pesawat angkut militer Rusia bulan lalu.

Il-76 Angkatan Udara Rusia jatuh dari langit pada 24 Januari 2024. Rusia mengatakan seluruh penumpang yang berjumlah 74 orang, termasuk 65 tentara Ukraina yang ditangkap dalam perjalanan untuk ditukar dengan tawanan perang Rusia, tewas. Rusia menyalahkan Kyiv atas jatuhnya pesawat tersebut. 

“Kami memiliki bukti tak terbantahkan bahwa rudal permukaan-ke-udara Patriot digunakan untuk melakukan serangan tersebut, sehingga tidak ada keraguan bahwa Washington juga merupakan kaki tangan dalam kejahatan ini,” kata Nebenzia kepada Dewan Keamanan.

Baca Juga: Perjalanan Pertama ke Negara NATO Sejak Perang, Putin Bakal Kunjungi Erdogan

Penyelidik Rusia mengatakan pekan lalu bahwa mereka memiliki bukti yang menunjukkan bahwa militer Ukraina menembak jatuh pesawat angkut militer tersebut dengan rudal permukaan-ke-udara Patriot buatan AS.

Rusia meminta dewan untuk bertemu pada hari Selasa setelah mengatakan Ukraina menewaskan sedikitnya 28 orang ketika menggunakan roket yang dipasok Barat untuk menyerang sebuah toko roti dan restoran pada hari Sabtu di Ukraina timur yang dikuasai Rusia.

Diplomat senior Ukraina di PBB, Serhii Dvornyk, menuduh Rusia menyalahgunakan Dewan Keamanan untuk menyebarkan informasi palsu.

Wood mengatakan, AS tidak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen dan menyalahkan kurangnya pemberitaan media independen, namun ia menyesalkan banyaknya korban sipil. 

Dia menambahkan, “Untuk lebih jelasnya, Rusia adalah satu-satunya agresor dalam perang ini, dan satu-satunya yang dapat mengakhiri perang ini saat ini.”


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×