Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON/WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) dan Ukraina telah menyetujui persyaratan rancangan kesepakatan mineral yang menjadi bagian penting dari upaya Kyiv untuk memperoleh dukungan Washington.
Kesepakatan ini muncul di tengah langkah Presiden AS Donald Trump yang berupaya mempercepat diakhirinya perang dengan Rusia, menurut dua sumber yang mengetahui perkembangan tersebut.
Trump menyatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan datang ke Washington pada akhir pekan ini untuk menandatangani kesepakatan tersebut.
Baca Juga: Sepakat Kemitraan Strategis Komprehensif, AS Dorong RI Kuat dan Tangguh di Kawasan
Hal ini terjadi setelah kedua pemimpin terlibat perselisihan pekan lalu. Trump juga menekankan perlunya keberadaan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina jika kesepakatan damai tercapai. Namun, Moskow menolak segala bentuk pengerahan pasukan NATO di wilayah tersebut.
Langkah Trump yang terburu-buru dalam menekan penyelesaian konflik Rusia-Ukraina serta pendekatannya yang lebih akomodatif terhadap Moskow menimbulkan kekhawatiran akan adanya konsesi besar AS kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hal ini dapat berpotensi melemahkan keamanan Ukraina dan Eropa serta mengubah peta geopolitik secara signifikan. Masih belum jelas apakah kesepakatan ini mencakup jaminan keamanan dari AS yang diminta oleh Ukraina atau apakah Washington bersedia mengirimkan bantuan militer tambahan.
Salah satu sumber mengungkapkan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina masih dalam tahap pembahasan antara Washington dan Kyiv. Pekan lalu, Trump sempat secara keliru menyebut Zelenskiy sebagai "diktator" yang tidak populer dan menekankan bahwa Ukraina harus segera mencapai kesepakatan damai agar tidak kehilangan negaranya.
Baca Juga: China Serang Balik Perang Chip dengan Melarang Ekspor Mineral Strategis ke AS
Zelenskiy menanggapi pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa Trump hidup dalam "gelembung disinformasi."
Kesepakatan ini dapat membuka akses bagi AS terhadap cadangan mineral Ukraina yang sangat besar. Trump menuntut ratusan miliar dolar sebagai kompensasi atas dukungan Washington terhadap Kyiv.
Sebelumnya, Zelenskiy menolak rancangan kesepakatan karena Washington meminta hak atas kekayaan alam Ukraina senilai US$ 500 miliar, sementara bantuan yang diterima Kyiv dari AS jauh lebih kecil dan tanpa jaminan keamanan yang diharapkan.
Seorang sumber yang mengetahui pembahasan ini mengungkapkan bahwa Gedung Putih mengusulkan kunjungan Zelenskiy ke Washington. Sumber lainnya menyebut bahwa Zelenskiy kemungkinan akan bertemu dengan anggota parlemen di Capitol Hill, meskipun jadwal pastinya belum dikonfirmasi.
Trump mengonfirmasi rencana kedatangan Zelenskiy pada hari Jumat. "Saya dengar dia akan datang pada hari Jumat," ujar Trump kepada wartawan.
"Tentu saja saya setuju ... Dan dia ingin menandatanganinya bersama saya. Saya mengerti ini adalah masalah besar, sangat besar."
Keputusan Trump untuk menggelar pembicaraan damai dengan Rusia tanpa melibatkan Kyiv dan sekutu Eropa mengejutkan banyak pihak. Sikap pemerintahannya yang menegaskan bahwa AS tidak lagi berfokus pada keamanan Eropa menambah kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa.
Baca Juga: Ukraina Bombardir Infrastruktur Minyak Strategis Rusia dengan Drone
Bagi Zelenskiy, pertemuan di Gedung Putih menjadi kesempatan untuk secara langsung meyakinkan Trump agar AS tetap memberikan dukungan bagi Ukraina. Hal ini semakin krusial setelah Trump pekan lalu secara keliru menuduh Kyiv sebagai pihak yang memulai perang.
Ukraina memiliki cadangan 22 dari 34 mineral yang diklasifikasikan Uni Eropa sebagai mineral kritis, termasuk bahan industri, logam mulia, serta unsur tanah jarang.
Cadangan grafit Ukraina, yang merupakan komponen utama dalam baterai kendaraan listrik dan reaktor nuklir, mencakup 20% dari total sumber daya global. Dengan potensi ekonomi yang besar ini, kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina berpotensi mengubah dinamika geopolitik serta hubungan ekonomi kedua negara.