Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. AS mendesak China pada Minggu (3/10) untuk menghentikan kegiatan militer "provokatif" di dekat Taiwan, setelah hampir 100 pesawat tempur China memasuki zona pertahanan udara Taiwan selama tiga hari.
Taiwan yang diklaim oleh Beijing telah mengeluh selama lebih dari satu tahun terakhir atas misi berulang oleh Angkatan Udara China, seringkali di bagian Barat Daya zona pertahanan udaranya dekat dengan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taipe.
Pada Jumat, Sabtu, dan Minggu kemarin, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan, Angkatan Udara China telah mengirim pesawat tempur ke zona tersebut, dengan 39 unit pada hari Sabtu saja, jumlah tertinggi yang dilaporkan hingga saat ini.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif Republik Rakyat China di dekat Taiwan, yang membuat tidak stabil, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Baca Juga: Presiden Xi Jinping sebut, saat ini situasi di Selat Taiwan rumit dan suram
"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan," tegasnya dalam sebuah pernyataan, sepeti dikutip Reuters.
Amerika Serikat memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan "kemampuan pertahanan diri yang memadai", Price mengaskan.
"Komitmen AS untuk Taiwan sangat kuat dan berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di dalam kawasan," imbuh dia.
Menlansir Reuters, Kementerian Luar Negeri Taiwan berterima kasih kepada Amerika Serikat atas perhatiannya, dan mengatakan China meningkatkan ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga: Taiwan butuh senjata jarak jauh dan akurat, demi mencegah ancaman China
"Dalam menghadapi tantangan China, pemerintah negara kami selalu berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri kami dan dengan tegas menjaga demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran Taiwan," kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan, Angkatan Udaranya telah mengirim jet tempur untuk memperingatkan pesawat militer China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.
Pesawat militer yang masuk ke zona pertahanan Taiwan adalah jet tempur J-16 dan Su-30 serta pesawat anti-kapal selam dan peringatan dini. Termasuk, pembom H-6 berkemampuan nuklir.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang pada Sabtu (2/10) mengutuk China atas tindakannya, dengan menyatakan negeri tembok raksasa terlibat dalam agresi militer dan merusak perdamaian regional.