kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

AS diprediksi menghadapi kekurangan pasokan baterai kendaraan listrik hingga 2025


Selasa, 05 Oktober 2021 / 10:52 WIB
AS diprediksi menghadapi kekurangan pasokan baterai kendaraan listrik hingga 2025
ILUSTRASI. SK Innovation mitra usaha Ford dalam pengembangan kendaraan listrik


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SAN FRANSISCO. Mitra usaha patungan baterai Ford Motor Co, SK Innovation Korea memperkirakan, industri kendaraan Amerika Serikat (AS) akan menghadapi kekurangan pasokan baterai hingga 2025. Dipicu waktu yang lama untuk membangun fasilitas produksi.

Pasokan baterai yang terbatas untuk kendaraan listrik menjadi tantangan bagi pemerintahan Biden, di mana berambisi meningkatkan produksi kendaraan listrik (EV) dan mengurangi ketergantungan negara pada impor untuk sel baterai, komponen, dan bahan.

"Kapasitas baterai AS saat ini jauh dari memenuhi permintaan. Membangun pabrik untuk memenuhi permintaan membutuhkan waktu 30 bulan, dan saya melihat kekurangan baterai berlanjut setidaknya hingga 2025," kata Chief Executive SK Innovation Kim Jun seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/10).

Sebaliknya, Kim bilang bahwa China diperkirakan mengalami kelebihan pasokan baterai dan pasokan Eropa akan sesuai dengan permintaan.

Baca Juga: Ford dan SK Innovation Membangun Tiga Pabrik Baterai

Sementara itu, Ford dan unit baterai SK Innovation, SK On berencana untuk menginvestasikan masing-masing senilai US$ 4,45 miliar untuk membangun tiga pabrik baru di Amerika Serikat, dengan produksi dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025.

Dengan kesepakatan untuk pabrik, yang akan menjadi yang terbesar di Amerika Serikat, SK mengatakan memiliki backlog pesanan terkemuka di industri 1.600 gigawatt jam, cukup untuk 27 juta kendaraan.

Kim menambahkan bahwa saat ini hanya ada kemungkinan kecil bahwa beberapa pembuat mobil akan berhasil dalam upaya membangun sel sendiri tanpa bermitra dengan pembuat sel yang memiliki pengalaman produksi massal.

"Manufaktur sel tidak sesederhana itu. Itu harus melalui banyak trial and error," kata Kim.

Kim juga bilang bahwa saat ini SK On, sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan baterai lithium iron phosphate (LFP), yang memiliki keunggulan dalam biaya dan stabilitas termal meskipun jarak tempuh lebih rendah.

Ford dan Volkswagen melakukan diversifikasi ke teknologi LFP, yang merupakan andalan pembuat baterai China, mengikuti jejak Tesla.

Baterai LFP dengan kisaran yang lebih rendah dan lebih murah juga mendapat perhatian karena stabilitas termalnya, setelah serangkaian kebakaran kendaraan yang melibatkan baterai berbasis nikel yang diproduksi oleh LG dan digunakan pada mobil Bolt GM.

Baca Juga: Ford dan SK bangun pabrik mobil listrik F-150 senilai US$ 11,4 miliar




TERBARU

[X]
×